Tren Menggelapkan Warna Kulit (Tanning), Bahayakah?

Tan, tanning, tren, menggelapkan, kulit, gelap, cokelat, bahaya, UVA, UVB, indoor, outdoor, Amerika, teknologi, sunburn, Amerika, remaja, kanker, melanoma, eksotis, putih, vitamin, D, tips, sunless, efek, Berjemur di pantai (tanning outdoor)

Meski memiliki kulit putih masih menjadi idaman wanita, namun sebagian lainnya justru lebih suka memiliki warna kulit tubuh yang gelap karena terkesan eksotis. Tidak heran jika di pantai sering terlihat beberapa wanita berjemur di bawah terik sinar matahari. Para wanita yang ingin mendapatkan warna kulit kecokelatan yang glowing dan eksotis biasanya akan melakukan skin tanning.

Metode tanning banyak dipilih karena efek gelap yang dirasakan disebut-sebut lebih merata. Umumnya, ada 2 jenis tanning yakni tanning outdoor dan tanning indoor. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini sudah terdapat alat-alat yang dapat membantu Anda menggelapkan kulit di dalam ruangan atau tanning indoor tanpa paparan sinar matahari, seperti tanning bed dan tanning airbrush.

Sementara, tanning outdoor dilakukan dengan cara berjemur di bawah sinar matahari dengan pakaian yang cukup terbuka agar semakin luas daerah kulit yang dapat terpapar sinar matahari, sehingga bisa mendapatkan hasil warna kulit kecokelatan yang merata. Namun, metode outdoor training juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu sinar UVB matahari dapat membuat jaringan epidermis menebal dan menyebabkan kulit terbakar atau sunburn.

Meski sinar matahari baik untuk pembentukan vitamin D, berjemur terlalu lama dengan tujuan menggelapkan warna kulit bukanlah ide yang bagus. Meskipun menggunakan lotion ber-SPF dan berbagai jenis produk mengandung sunscreen, sinar ultraviolet yang terdapat dalam sinar matahari masih bisa merusak kulit. Secara sederhana, sinar UV akan menstimulasi produksi pigmen sehingga membuat kulit lebih gelap.

Ada dua jenis sinar UV yaitu sinar UVA dan sinar UVB. Secara spesifik, sinar UVA bekerja menstimulasi sel pigmen di kulit untuk menggelapkan warna kulit, dan sinar UVB dapat menebalkan jaringan epidermis kulit dan menyebabkan kulit terbakar atau sunburn. Selain menimbulkan sunburn, outdoor tanning juga dapat meningkatkan risiko terhadap melanoma, jenis kanker kulit yang paling berbahaya. Jadi, cukup ironis bahwa salah satu alasan orang-orang melakukan tanning agar terlihat lebih sehat.

Tan, tanning, tren, menggelapkan, kulit, gelap, cokelat, bahaya, UVA, UVB, indoor, outdoor, Amerika, teknologi, sunburn, Amerika, remaja, kanker, melanoma, eksotis, putih, vitamin, D, tips, sunless, efek,

Tren menghitamkan kulit gadis Amerika

Prevalensi kanker kulit (dan biaya pengobatannya) meningkat, hampir lima juta orang di Amerika Serikat akan dirawat untuk permasalahan kanker kulit tahun ini (peningkatan 50% dari dekade sebelumnya) dengan biaya lebih dari USD 8 miliar (dua kali lipat biaya satu dekade sebelumnya).

Selain merusak penampilan kulit, efek sinar UVA juga dapat mempengaruhi sistem imun. Ini karena radiasi sinar UV diserap kulit hingga ke level molekul dan memicu terjadinya perubahan pada molekul dan sel yang berperan dalam sistem imun.

Lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat mengunjungi salon tanning setiap tahunnya. Kebanyakan yang datang ke salon itu adalah perempuan berkulit putih berumur 16 sampai 49 tahun.

Departemen Kesehatan di Amerika Serikat kemudian mengeluarkan peringatan bahwa tanning dapat menyebabkan berbagai permasalahan kulit. Peringatan ini dikeluarkan mengingat 2,3 juta orang yang melakukan tanning tersebut berasal dari kalangan remaja. Seperti dikutip dari Health Central, tanning dapat meningkatkan risiko melanoma hingga 75 persen pada orang yang melakukan tanning sebelum berumur 35 tahun.

Tidur di atas mesin tanning demi mendapatkan kulit cokelat nan eksotis lebih dari 10 kali dalam setahun dapat meningkatkan risiko melanoma sebesar 800 persen. Jelas ini berbahaya. Begitu juga jika menempuh jalan tanning dengan berdiam diri di bawah paparan sinar matahari tanpa perlindungan tabir surya.

Semakin awal seseorang memutuskan untuk tanning, maka semakin lama pula kerusakan kulit akan terjadi, dan membuat risiko kanker semakin tinggi. Jadi muncul kekhawatiran khusus terhadap remaja yang gemar menghabiskan banyak waktu berjemur di pantai. Karena kekhawatiran ini, sejumlah negara bahkan memberikan larangan dan membatasi remaja dalam melakukan tanning. Pada tahun 2009, hanya ada lima negara yang menerapkan aturan tersebut. Sementara pada tahun 2015, telah ada 42 negara yang juga turut melakukannya.

Tan, tanning, tren, menggelapkan, kulit, gelap, cokelat, bahaya, UVA, UVB, indoor, outdoor, Amerika, teknologi, sunburn, Amerika, remaja, kanker, melanoma, eksotis, putih, vitamin, D, tips, sunless, efek,

Proses tanning indoor di dalam kapsul UV

Penerapan aturan tersebut dianggap berhasil. Menurut sebuah penelitian baru terhadap lebih dari 15.000 siswa sekolah menengah AS, tren tanning menurun dari hampir 16% pada tahun 2009 menjadi hanya lebih dari 7% pada tahun 2015. Meski demikian, masih banyak remaja yang tetap saja enggan mengikuti aturan ini.

Bagaimana pun, jika Anda menginginkan warna yang lebih eksotis pada kulit, cahaya matahari alami jauh lebih baik dibandingkan tanning bed di salon. Hanya saja yang harus diingat adalah, jangan coba-coba berjemur di bawah sinar matahari tanpa menggunakan sunblock atau suncreen. Anda bisa melakukan tips-tips berikut untuk mencegah kerusakan kulit:

  • Hindari berjemur di antara waktu 11 pagi hingga 4 sore. Panas matahari pada jam-jam tersebut sangat menyengat dan berpotensi membakar kulit.
  • Jangan lupa mengoleskan sunblock ber-SPF minimal setengah jam sebelum berjemur untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari. Lalu aplikasikan sunblock setiap dua jam.
  • Jangan terlalu lama berjemur di bawah sinar matahari. Waktu maksimal untuk melakukan tanning adalah satu jam.
  • Sering-sering minum air putih selama berjemur untuk mencegah tubuh mengalami dehidrasi.
  • Gunakan kacamata hitam dan topi saat berjemur, karena terik sinar matahari bisa menyakiti mata. Sedangkan topi berguna untuk melindungi rambut agar tidak rusak akibat sinar matahari.
  • Setelah selesai melakukan tanning, oleskan gel after sunscreen atau bisa juga menggunakan body butter untuk merawat kulit yang sudah terjemur sinar matahari sehingga tidak iritasi dan gatal-gatal.
  • Konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C dan suplemen vitamin E untuk menjaga kesehatan kulit dari dalam.

Untuk mengurangi efek tanning yang membahayakan bagi kesehatan, Anda bisa mencoba sunless tanning, yang tidak melibatkan sinar UVA maupun UVB. Sunless tanning ini biasanya berupa produk-produk yang dapat menggelapkan warna kulit. Bentuknya berupa lotion, krim, dan spray yang diaplikasikan ke kulit sehingga menciptakan efek seperti setelah tanning.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*