Ternyata, Teriakan Punya Banyak Arti dan Efek Menarik untuk Diketahui

Ilustrasi: berteriak (wired.com) Ilustrasi: berteriak (wired.com)

Dalam kehidupan sehari-hari, berteriak bisa disimpulkan sebagai drama. Teriakan punya banyak arti, mulai dari sedih, senang, marah, dan masih banyak lagi. Di sisi lain, ada efek yang menarik ketika kita mendengar teriakan. Respons dari sebuah teriakan juga bervariasi, tergantung dari cara seseorang menilainya.

Berteriak adalah bentuk komunikasi yang mendasar namun kompleks, mencerminkan dan membangkitkan berbagai emosi. Meskipun berteriak dalam segala bentuknya adalah naluriah, pada beberapa momen itu bisa dijadikan sebuah seni. Hollywood telah mengangkat jeritan ke dalam bentuk seni peran yang apik untuk dipertontonkan.

Ada banyak hal yang bisa dirasakan dari mendengar dan melihat orang yang menjerit. Untuk itu, Profesor Emory University Harold Gouzoules dan ahli saraf terkemuka Peter Marler menjelaskan arti dari jeritan dalam Web MD seperti berikut.

Apa Arti Teriakan?

  • Ini adalah jenis teriakan yang paling umum. Jeritan ketakutan sangat kuat, keras, menusuk, dan paling kacau. Saat Anda kehabisan pilihan untuk menyelamatkan diri, teriakan ketakutan adalah upaya putus asa terakhir untuk melarikan diri.
  • Rasa sakit. “Jenis jeritan ini merangkum penderitaan. Ini lebih dalam, lebih serak, dan nada yang lebih rendah daripada jeritan ketakutan,” Gouzoules menjelaskan. Ini bisa berupa teriakan minta tolong atau pelampiasan vokal yang lebih pribadi dari cedera fisik atau mental.
  • Jeritan kaget, demikian mereka juga dikenal, cenderung pendek dan secara akustik tidak rumit, dibandingkan dengan jeritan lainnya. Jeritan ini biasanya tidak disengaja yang hasilnya lebih mengejutkan daripada ketakutan yang sebenarnya.
  • Ini juga disebut teriakan kegembiraan yang berarti kesenangan. Contoh muncul ketika membuka hadiah.
  • Kemarahan/agresi. Jeritan ini biasanya muncul ketika Anda sedang marah dengan seseorang. Ini adalah serangan verbal sebelum serangan fisik. “Beberapa orang mungkin menggunakan kata mengaum,” kata Gouzoules.
  • Frustrasi/kesedihan. Jenis jeritan ini bersifat agresif, sering kali tidak disengaja, dan biasanya ditujukan pada diri sendiri atau orang lain.
  • Teriakan juga bisa dimanfaatkan untuk memperingatkan orang. Jeritan peringatan intonasinya jelas dengan suara yang keras dan dilengkapi satu hingga dua kata. Contohnya, peringatan sederhana untuk menghindari laut menggunakan pesan berantai dengan teriakan ‘smong’ di Pulau Simeulue untuk menghindari tsunami.[1]
Baca juga:  Kegunaan & Review Pixy Contour Kit (Highlight & Shading Perfecting Face Shape)

Efek Menarik dari Teriakan

Ilustrasi: berteriak (sumber: eatthis.com)

Ilustrasi: berteriak (sumber: eatthis.com)

Tahu Keadaan Anak dan Maksudnya

Pernah bertanya-tanya mengapa anak-anak berteriak begitu banyak? Gouzoules berspekulasi bahwa ini adalah cara untuk mengondisikan orang tua dan pengasuh mengenali rangkaian jeritan unik anak mereka. Efeknya, orang tua menjadi tahu apa maksud anak mereka dan kapan jeritan mereka menjadi masalah.

Stres Terasa Ringan

Sementara itu, di bidang medis, teriakan bisa meringankan stres. Dikenal dengan terapi jeritan primal yang sudah ada lebih dari 50 tahun lalu, pada dasarnya ini dilakukan secara sederhana. Terapi jeritan primal dilakukan dengan menukar sesi psikoterapi konvensional untuk melepaskan emosi yang tertekan melalui teriakan atau tindakan utama lainnya. Tak hanya itu, hanya berteriak biasa saja, Profesor Psikologi New York University, David Poeppel menjelaskan itu bisa membantu Anda mengontrol rasa cemas.

Baca juga:  Menjadi Penjilat? Bisa Jadi itu Bentuk People Pleaser Trauma

Energi/Kekuatan Meningkat

Sebuah penelitian di Iowa State University menemukan bahwa teriakan yang cepat, keras, dan serak dapat meningkatkan energi atau kekuatan. Ketika peserta dalam penelitian ini mengeluarkan napas yang tajam (disebut klaping dalam seni bela diri, yang secara teknis mungkin tidak berteriak), kekuatan genggaman mereka meningkat 7% dibandingkan dengan mereka yang tidak mengeluarkan suara.

Performa Meningkat

Haka secara tradisional dimainkan oleh tim rugby Selandia Baru sebelum pertandingan besar. Ini adalah tarian perang Maori seremonial yang menampilkan nyanyian dan teriakan secara berkelompok untuk meningkatkan performa saat perang.

“Ini adalah contoh lain dari tim yang menggunakan sinkronisasi untuk menenangkan diri dan mengintimidasi lawan,” kata Poeppel. “Jika sesuatu yang serupa dapat bekerja untuk Anda dan tim Anda, tidak ada salahnya untuk mencoba.”

Sistem Keamanan Tergantikan

Jeritan ketakutan memiliki sifat pendengaran yang disebut kekasaran. Ini mengacu pada seberapa cepat suara berubah dalam kenyaringan atau amplitudo. Jeritan dengan kekasaran tertinggi adalah yang paling menakutkan dan paling mendapat perhatian di amigdala, bagian otak yang mengatur respons rasa takut kita.

Baca juga:  Terbangun dari Tidur Karena Lapar? Ini Penyebabnya

Para insinyur sekarang mencoba untuk menentukan bagaimana alarm keamanan atau sirene darurat dapat diubah agar mengandung lebih banyak kekasaran dan, dengan demikian, mendapatkan reaksi yang lebih cepat dari kami. Bisa dibilang, jeritan bisa menjadi pengganti sistem keamanan dan inilah alasan Anda harus berteriak jika Anda sedang dalam bahaya.

[1] Sari, Rasli Hasan, dkk. 2018. KEarifan Lokal Smong Masyarakat Pulau Simeulue dalam Kesiapsiagaan Bencana 12 tahun Pascatsunami. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Vol. 9(1): 1-8.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*