Apakah Anda Sering Insomnia? Mungkin Suplemen Melatonin Solusinya

Ilustrasi: wanita mengalami insomnia Ilustrasi: wanita mengalami insomnia

Sering terbangun di malam hari atau insomnia, menjadi salah satu masalah umum yang dihadapi banyak orang saat ini. Ada banyak hal yang meningkatkan risiko insomnia, tetapi hanya sedikit solusi yang bisa Anda lakukan. Nah, salah satu cara untuk mengatasi insomnia yang terbilang ampuh adalah mengonsumsi suplemen melatonin. Kendati demikian, apakah itu aman untuk kesehatan jangka panjang?

Apa Itu Melatonin?

Melatonin merupakan hormon yang berperan penting dalam mekanisme tidur dan kekurangan melatonin bisa memicu insomnia, gangguan ritme sirkadian, dan tidak bisa tidur nyenyak.[1] Inilah alasan, banyak distributor obat yang kemudian menciptakan produk suplemen melatonin dengan indikasi meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, keberadaan suplemen melatonin yang sangat umum, sudah bisa didapatkan di apotek secara bebas maupun dengan resep dokter. Berkat iklan di televisi, saat ini suplemen melatonin banyak dicari orang untuk mengatasi gangguan tidurnya.

Tak hanya orang Indonesia yang kerap insomnia, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa 70 juta orang Amerika menderita masalah tidur kronis. Bagi sebagian orang yang mengalami gangguan tidur, melatonin dipercaya sebagai pilihan yang aman untuk mengatasi masalahnya, karena termasuk hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh kita. Meskipun begitu, beberapa orang yang tidak memperhatikan anjuran pakainya bisa mengalami efek samping ringan hingga parah.

Baca juga:  Selain Obati Panu, Apakah Salep 88 Bermanfaat untuk Wajah?

Efek Samping Melatonin

Dalam pemakaian jangka pendek, melatonin dinilai cukup aman untuk orang dewasa. Namun, ini bisa menyebabkan efek samping ringan, seperti pusing, ngantuk berlebihan, dan sakit kepala jika dikonsumsi dalam jumlah terlalu banyak. Ada juga kemungkinan bahwa suplemen melatonin dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Ini juga tidak dianjurkan bagi orang yang sedang minum pil KB, suntik KB, dan diabetes.

Meskipun Anda bisa membelinya secara bebas, bahkan di minimarket dan warung terdekat, sebaiknya Anda waspada. FDA (Food and Drug Administration) menganggap Melatonin sebagai suplemen makanan, bukan obat resep. Hal ini membuat konsumen bebas membelinya dalam jumlah berapapun dan kapanpun.

Suplemen melatonin (sumber: time.com)

Suplemen melatonin (sumber: time.com)

Bahaya yang bisa ditimbulkan jika Anda lalai, adalah membeli terlalu banyak suplemen dan tidak memperhatikan label penggunaan. Ini bisa menyebabkan kecanduan dan kebal. Banyak orang yang sudah kebal dengan suplemen melatonin dosis rendah, sehingga mereka harus mencari suplemen melatonin berdosis tinggi. Sementara itu, beberapa orang merasa kecanduan dan tidak bisa tidur jika tidak minum suplemen melatonin. Efek samping seperti ini sangat sulit untuk diatasi dan membutuhkan terapi khusus selama berminggu-minggu.

Baca juga:  Bahaya Kandungan Zat Kimia Pada Produk & Tips Menghindarinya

American Academy of Sleep Medicine (AASM) telah merekomendasikan bahwa melatonin digunakan dalam pengobatan gangguan fase tidur/bangun yang tertunda tanpa komorbiditas medis atau psikiatri. Untuk menghindari efek samping yang bisa ditimbulkan melatonin, sebaiknya Anda mengonsumsinya hanya jika diperlukan. Ada kondisi ketika orang dewasa harus mengonsumsi suplemen melatonin, seperti berikut.

Kapan Harus Minum Melatonin?

  • Orang dewasa yang mengalami gangguan tidur dengan bangun tidak teratur dan mempengaruhi neurologis.
  • Insomnia parah dengan kuantitas tidur kurang dari 4 jam selama lebih dari dua hari.
  • Orang dewasa buta dengan gangguan tidur atau bangun selama 24 jam.

Melatonin Boleh Dikonsumsi Anak

Sementara banyak orang dewasa yang sudah terbiasa dengan suplemen melatonin, ternyata tak sedikit anak yang membutuhkan suplemen tersebut. FDA juga menyetujui suplemen melatonin sebagai suplemen keluarga, bahkan untuk anak dengan usia di bawah 18 tahun diperbolehkan mengonsumsinya sebagai obat pediatrik untuk insomnia. Hal ini karena belum ada obat pediatrik khusus yang disetujui FDA untuk anak.

Baca juga:  Cara Mengatasi Jerawat di Punggung & Dada

Berdasarkan survei nasional yang dilakukan di Amerika tahun 2012, suplemen melatonin termasuk jenis suplemen makanan non-vitamin/non-mineral kedua yang paling umum digunakan di antara anak berusia 4 hingga 17 tahun.

Penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa kelompok pediatrik yang mungkin mendapat manfaat dari melatonin tambahan, termasuk anak-anak dengan gangguan spektrum autisme. Namun, perlu dicatat bahwa tidak ada cukup data yang tersedia tentang keamanan melatonin jangka panjang pada anak-anak.

Sebagai tambahan, dalam konteks tidur, penggunaan suplemen melatonin memainkan peran penting sebagai kronobiotik (obat yang mengubah ritme biologis) daripada sebagai agen obat tidur, obat yang dirancang untuk menginduksi tidur, seperti zolpidem (Ambien). Sehingga, Anda tidak bisa menjadikan melatonin sebagai patokan obat tidur Anda. Penting bagi orang-orang yang sulit tidur untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, sebelum membuat keputusan untuk mengambil resep obat tidur atau suplemen melatonin.

[1] Iswari, Ni Luh Putu Ayu Maha & Anak Ayu Sri Wahyuni. 2013. Melatonin dan Melatonin Receptor Agonist sebagai Penanganan Insomnia Primer Kronis. Jurnal Medika Universitas Udayana, Vol. 2(4): 680-694.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


%d blogger menyukai ini: