Stem Cell dalam Skincare, Benarkah Bikin Kulit Awet Muda?
Tak hanya dijadikan sebagai bahan treatment wajah, stem cell atau sel punca sudah dipakai sebagai bahan baku untuk membuat skincare. Produk perawatan kulit yang berbahan stem cell ini diklaim memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dan kecantikan. Kendati demikian, ternyata banyak serum, cream, essence, dan toner yang dikatakan mengandung stem cell tetapi tidak ada hasilnya.
Pemanfaatan Stem Cell di Dunia Medis
Konsep perawatan sel punca atau stem cell sebenarnya suda ada sejak akhir abad ke-19 sebagai postulat teoretis untuk menjelaskan kemampuan jaringan yang memiliki kemampuan regenerasi tinggi dalam jangka waktu pendek.[1] Sistem perawatan ini akhirnya dipraktikkan dalam dunia medis untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak akibat cedera dan kondisi kesehatan lainnya.
Dilansir dari HuffPost, sel punca memiliki sifat yang kuat dan mampu membuat sel baru untuk menggantikan sel yang rusak. Stem cell juga memiliki sifat yang fleksibel dan dapat berfungsi sebagai sel apa pun di dalam tubuh. Hal ini yang membuat banyak orang ingin meneliti praktik perawatan sel punca lebih jauh.
Masih dari sumber yang sama, sebuah studi mengungkapkan bahwa stem cell memiliki potensi untuk mengobati diabetes, kanker, penyakit jantung, penyakit parkinson, dan lainnya. Namun, pengobatan seperti ini masih bersifat kontroversial. Terapi sel punca yang disetujui saat ini adalah mengekstrak sel induk dari embrio.
Menurut FDA (Food and Drug Administration), pengobatan menggunakan stem cell yang tidak disetujui adalah menggunakan sel induk yang berasal dari adiposa dan sumsum tulang belakang. Tak hanya itu, kabarnya stem cell yang bahannya berasal dar donor manusia hidup juga belum diperbolehkan.
Manfaat Skincare dengan Kandungan Stem Cell
Selain di dunia medis, konsep terapi stem cell mulai dikembangkan di dunia kecantikan, terutama untuk merawat kulit. Saat kini, sudah banyak produk skincare berbahan sel punca yang beredar di pasaran. Terlepas dari kemampuan stem cell, klaim manfaat yang ada pada produk perawatan kulit sebenarnya tidak jauh berbeda dengan produk-produk skincare anti-aging.
Sebagian besar produk yang mengandung sel punca konon memiliki manfaat untuk memperlambat gejala penuaan, seperti menyamarkan atau menghilangkan kerutan, mengurangi pembentukan garis halus, serta mengencangkan, menghaluskan, dan menyamarkan flek hitam di wajah. Beberapa produk seperti toner, essence, krim, dan serum, bahkan diklaim mampu membuat kulit menjadi lebih kenyal dan cerah.
Namun, secara teori, seharusnya produk perawatan kulit dengan kandungan sel punca lebih dari klaim yang ada. Stem cell memiliki banyak keunggulan di bidang medis yang seharusnya sama ketika diterapkan di dunia kecantikan. Hal ini karena sel punca mampu memperbaiki kulit dan merangsang pertumbuhan jaringan kulit yang rusak. Dengan kata lain, produk yang mengandung stem cell mampu memperbaiki tekstur kulit wajah Anda, sehingga kulit menjadi mulus.
Jika benar produk perawatan kulit tersebut mengandung stem cell, tentu harganya tidak murah. Beberapa produk dengan formulasi sel punca, seperti Indie Lee Stem Cell Serum saja harganya mencapai USD 135 (kurs 1 USD setara Rp14 ribuan), sedangkan Lancer Skincare Lift Serum Intense yang dilengkapi emas murni 24 karat dibanderol USD 275 atau Rp3,85 jutaan.
Terbilang mahal, lalu bagaimana dengan produk kecantikan yang diklaim mengandung stem cell, tetapi harganya murah? Sayangnya, baik yang harganya mahal atau murah, ada beberapa penelitian yang tidak menganjurkan Anda untuk memakainya. Menurut seorang dokter kulit, Beibei Du-Harpur, saat ini tidak ada bukti bahwa sel punca dalam skincare dapat membantu permasalahan kulit. Seorang direktur penelitian medis di New York, Jordan Wang, menambahkan, seringkali pemasaran produk kecantikan terlalu membesar-besarkan manfaat supaya penjualan meningkat tanpa memedulikan ilmu sains.
Definisi stem cell yang berharga dengan segala manfaatnya nyatanya tidak dibenarkan dalam dunia kosmetika jika dijadikan bahan untuk membuat produk perawatan kulit. Tak hanya itu, kebanyakan produk yang diklaim mengandung sel punca tidak memiliki teori yang jelas mengenai pembuatan dan keberhasilan penggunaannya. Hal seperti ini juga dimanfaatkan pada pedagang kosmetik untuk mengecoh para konsumen yang tidak memiliki latar belakang ilmiah dan medis.
[1] Sagita, Sylva. 2020. Kontroversi Penelitian dan Terapi Sel Induk (Stem Cells) dalam Pandangan Etika Sains. Jurnal Filsafat Indonesia Temasek Independent School, Vol. 3(2): 54-62.
Leave a comment