Simak Cara Aman Berhubungan Seks Selama Kehamilan
Ketika memasuki masa kehamilan, kondisi tubuh akan mengalami banyak perubahan. Mulai dari volume darah yang meningkat 40%, payudara yang membesar, hingga cairan pelumas pada vagina kian bertambah. Hal tersebut tak dapat dipungkiri meningkatkan dorongan gairah seksual pada sebagian wanita.
Meski begitu, keadaan tubuh yang tak menentu ketika hamil kerap kali membuat wanita akan merasa cemas dan khawatir jika melakukan hubungan intim dengan pasangan. Hal yang paling utama dikhawatirkan adalah kondisi janin saat berhubungan seks.
Seperti dilansir Womensday, berhubungan seks saat hamil tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Pasalnya, menurut para ahli, penis tidak akan menyakiti bayi. Bayi Anda tetap terlindungi dengan aman berkat cairan ketuban yang pada dasarnya berfungsi sebagai satu penyerap guncangan besar.
“Cairan ketuban mampu melindungi janin saat tubuh melakukan aktivitas fisik apapun, apakah itu berlari atau berhubungan seks. Jadi, tidak perlu khawatir aktivitas seksual dapat menyakiti janin dengan cara apapun,” ungkap Asisten Profesor Obstetri dan Ginekologi Klinis di Penn, Dr. Holly Cummings.
Lain halnya ketika kondisi kehamilan memasuki trimester ketiga. Pada titik itu, Dr. Cummings menyarankan untuk menggunakan kenyamanan fisik Anda sebagai panduan. Misalnya aktivitas seksual dengan berbaring telentang atau berbaring miring.
Direktur The Center for Love and Sex di New York, Cooper menambahkan, dalam kondisi hamil lebih disarankan wanita melakukan aktivitas fisik untuk mempersiapkan tubuh menjalani proses persalinan. Aktivitas fisik melalui olahraga dapat membentuk tubuh menjadi lebih bugar. “Saya memotivasi sebagian wanita hamil untuk mengatakan tiga hal positif tentang tubuh sambil berdiri telanjang di depan cermin setiap hari. Hal ini bertujuan untuk membantu melawan suara-suara negatif yang terus membuat mereka merasa kurang atau tidak layak untuk kesenangan seksual,” tambah pembawa acara serial web Sex Esteem ini.
Masih dari sumber yang sama, ada beberapa keadaan di mana pasangan mungkin perlu absen dalam berhubungan intim. Menurut Asisten Profesor di Universitas Stony Brook New York, Dr. Joseph Chappelle, ada kondisi saat hamil plasenta sebagian atau seluruhnya menghalangi serviks. Sehingga dikhawatirkan ketika gerakan serviks seperti hubungan seksual dapat menyebabkan plasenta terlepas.
Sejumlah studi membuktikan 1% dari semua wanita hamil akan mengalami plasenta previa, sebagian besar kasus sembuh sendiri dalam 28 hingga 37 minggu. Setelah kondisi tersebut membaik, hubungan seksual dapat dilakukan kembali.
Alasan lain untuk menghindari hubungan seksual saat hamil adalah jika Anda berisiko tinggi mengalami persalinan prematur. Kondisi ini seperti memiliki leher rahim yang pendek, kehamilan kembar, hingga riwayat keguguran sebelumnya, maka Anda tidak disarankan melakukan hubungan seksual saat hamil.
Posisi Seks yang Aman Saat Hamil
Side-by-side
Suami istri berbaring bersebelahan dan tubuh istri membentuk huruf V. Posisi side-by-side atau bersebelahan menjaga badan suami tidak menindih perut istri. Bantal dapat digunakan untuk menopang punggung istri dengan kedua kaki berada di atas pinggul suami. Posisi ini memungkinkan pasangan yang sedang hamil merasa nyaman dan santai.
Side by side, from behind
Seperti posisi side by side, tapi suami berada di belakang istri alias menghadap punggung. Anda dapat meletakkan beberapa bantal sebagai penopang. Penetrasi pada posisi ini mungkin sedikit lebih dangkal. Namun, posisi tersebut lebih baik agar istri tetap merasa nyaman selama kehamilan.
On the chair
Posisi ini saat suami duduk di kursi dan istri duduk di pangkuan suami. Istri dapat merangkul suami dengan erat dan kursi menjadi media seks yang nyaman. Pastikan posisi kursi dekat tembok atau benda lain yang dapat digunakan untuk bangun dan beranjak dari pangkuan suami.
Edge of the bed
Istri berbaring pada bagian batas kasur dan kaki berpijak pada lantai. Bantal menjadi penopang agar punggung terbaring rata. Sehingga suami dapat menyesuaikan posisi dengan berlutut atau berdiri menyesuaikan tinggi kasur.
Woman on top
Posisi istri berada di atas atau woman on top dapat dicoba selama masa kehamilan, bahkan hingga usia kandungan menginjak sembilan bulan. Suami cukup berbaring dan istri duduk di atasnya. Istri dapat mengontrol kedalaman penetrasi tanpa membebani perut yang buncit.
Reverse Cowgirl
Sesuai sebutannya, posisi ini seolah sedang menunggangi kuda, yakni dilakukan dengan duduk di atas tubuh pasangan yang berbaring, dengan punggung menghadap ke muka pasangan. Dengan posisi ini, bagian perut yang membesar ditopang oleh paha, sementara punggung dapat dibantu juga oleh kedua tangannya.
Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat melakukan hubungan seksual yakni oral seks. Pasangan dilarang meniup dari mulut karena dapat menimbulkan emboli. Kondisi ini dikenal ketika aliran darah tertutup, sehingga dapat membahayakan istri dan bayi.
Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dialami dan tidak terdeteksi dapat menimbulkan komplikasi selama menjalani kehamilan. Masalah kehamilan tersebut sudah pasti akan berdampak buruk pada bayi. Salah satu solusi yang dapat dilakukan yakni menggunakan kondom lateks. Selain itu, adanya darah setelah seks ketika hamil tidaklah normal. Maka disarankan segera konsultasi ke dokter.
Pada dasarnya sebagian wanita memilih tidak melakukan hubungan seksual selama masa kehamilan. Hal itu dapat disebabkan rendahnya libido yang membuat hormon tubuh tidak seimbang. Pada kehamilan trimester pertama kondisi tersebut akan kembali membaik. Tentunya adanya komunikasi antar pasangan harus ditingkatkan, khususnya untuk membuat rasa nyaman.
Leave a comment