Nggak Cuma Baru, Tato Lama Juga Bisa Bikin Infeksi, Alergi, dan Iritasi Kulit

Ilustrasi: pria bertato Ilustrasi: pria bertato

Tato merupakan salah satu bentuk ekspresi dan cerminan diri seseorang. Awalnya identik dengan sosok yang nakal, sekarang tato lebih dianggap sebagai salah satu bentuk seni. Meski demikian, apabila Anda berniat menato tubuh Anda, Anda perlu memikirkan dengan matang. Pasalnya, ketika pertama kali membuat tato, tak jarang orang merasa alergi, iritasi, dan infeksi. Bahkan, pada beberapa kasus, tidak sedikit orang yang mengalami gejala infeksi meski tato mereka sudah berusia lama.

Ketahui Bahaya Tato untuk Tubuh

Jika infeksi atau gejala iritasi dialami oleh orang yang baru membuat tato, ini tampaknya hal yang wajar dan dapat disembuhkan dengan cepat. Namun, apabila Anda baru mengalami gejala infeksi setelah bertahun-tahun atau berbulan-bulan menggunakan tato, maka Anda perlu waspada. Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui sebelum membuat tato, terutama jika Anda memiliki jenis kulit sensitif.

Ilustrasi: proses menggambar tato (sumber: medicalnewstoday.com)

Ilustrasi: proses menggambar tato (sumber: medicalnewstoday.com)

Jika kulit Anda sensitif, atau Anda punya diabetes, darah tinggi, dan penyakit jantung, ada baiknya jika Anda berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum membuat tato. Dalam hal ini, dokter akan menyarankan langkah yang baik apakah Anda dapat membuat tato atau tidak. Tato sendiri berbahaya bagi jenis kulit sensitif, apalagi jika kulit Anda mudah alergi dengan tinta tato. Kebanyakan orang yang memiliki permasalahan terhadap tinta tato biasanya tidak diperbolehkan untuk membuat tato.

Perlu Anda ketahui juga bahwa tato berbahaya jika Anda memiliki riwayat diabetes, apalagi jika itu adalah penyakit diabetes akut. Hal ini karena tato menggunakan jarum untuk melukai sedikit bagian permukaan kulit ketika memasukkan tinta dan membuat pola di atas permukaan kulit. Jika Anda memiliki penyakit diabetes, ini mempermudah Anda mengalami berbagai macam gejala alergi hingga infeksi yang sulit sembuh.

Pada kasus tertentu, yang mengalami iritasi pada tato lamanya, awalnya mereka tidak merasakan gejala iritasi di awal atau merasakan adanya perubahan saat membuat tato. Sama seperti orang-orang yang menggunakan tato lainnya, mereka dengan senang memilih desain, tinta tato, jenis jarum, dan perlengkapan lainnya. Iritasi tidak selalu terjadi di awal, ini dapat berkembang berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun setelah proses tato awal.

“Tato menembus lapisan pelindung kulit, meningkatkan risiko komplikasi kulit,” kata David Lortscher, seorang dokter kulit yang berbasis di San Diego dan San Francisco dan salah satu pendiri Curology. “Jika Anda mulai melihat kemerahan, benjolan, atau bahkan luka bakar di sekitar tato yang sudah lama, maka Anda harus menemui dokter kulit sesegera mungkin.” 

Infeksi ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mungkin tidak Anda sadari ketika proses pembuatan atau dalam perawatan tato. Jadi, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui cara merawat kulit bertato untuk mencegah terjadinya infeksi pada sekitar kulit dengan pola tato tersebut. 

Yang mengejutkan, tato ternyata dapat menyebabkan gangguan kulit tertentu, seperti eksim dan psoriasis, bahkan vitiligo untuk pertama kalinya. “Ini berpusat di sekitar sesuatu yang disebut fenomena Koebner, terutama dengan psoriasis dan vitiligo. Intinya adalah bahwa gangguan epidermis dapat diakibatkan oleh tato. Eksim mungkin lebih mencerminkan reaksi infeksi pada tato lama,” jelas Dhaval Bhanusali, seorang dokter kulit di New York City.

Penyebab Infeksi pada Tato Lama

Alergi Tinta Tato yang Tak Disadari

Menurut David L. Cangello, ahli bedah plastik dari Cangello Plastic Surgery di New York City, meskipun jarang, reaksi yang disebut reaksi pseudolymphomatous dapat terjadi sebagai respons terhadap tinta merah. Pada dasarnya, ini adalah hipersensitivitas tertunda terhadap tinta tato. Karena sifatnya yang tertunda, banyak orang yang tidak tahu bahwa mereka memiliki alergi terhadap tinta tato.

Ilustrasi: wanita bertato

Ilustrasi: wanita bertato

“Etiologi pastinya tidak diketahui, tetapi diperkirakan bahwa tinta merah bertindak sebagai antigen atau sesuatu yang merangsang respons kekebalan tubuh,” kata Cangello. “Sel darah putih yang disebut limfosit menginfiltrasi kulit di daerah antigen atau pigmen merah dan menyebabkan reaksi inflamasi.”

Kemungkinan, respons telah berkembang untuk beberapa waktu, tetapi butuh berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk muncul di permukaan kulit. Inilah mengapa infeksi baru bisa disadari dan dirasakan setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun sejak seseorang pertama kali membuat tato.

Tato Terpapar Sinar Matahari Berlebihan

Anda mungkin pernah mendengar bahwa tabir surya lebih penting jika Anda memiliki tato, karena sinar UV matahari dapat menyebabkan tinta memudar. Namun, apakah Anda pernah mengalami rasa panas akibat sengatan matahari parah di sekitar kulit bertato? Ini sebenarnya adalah bentuk reaksi alergi.

“Jejak pigment cadmium sulfide pada tato di permukaan kulit dapat menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di sekitar kulit bertato saat terkena sinar matahari,” tambah Lortscher. “Satu studi juga menemukan bahwa tato dengan tinta merah, biru, atau hitam menyebabkan keluhan terkait matahari seperti pembengkakan, kemerahan, ruam gatal, melepuh, dan gatal-gatal. Gejala-gejala ini dapat muncul dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah sinar matahari mengenai tato Anda.”

Pemeriksaan MRI Setelah Bertato 

Tinta tato dapat mengandung pigmen logam, termasuk zat besi, barium, seng, tembaga, molibdenum, dan titanium. Jika Anda melakukan tes MRI, pigmen tato logam ini, terang Lortscher, bertindak sebagai antena untuk frekuensi data radio yang dikirimkan oleh magnet MRI dan menghasilkan panas. Semakin besar tato dan semakin kuat magnetnya, semakin tinggi risiko kulit untuk terbakar.

Romil Patel, ahli radiologi di Orlando, menuturkan bahwa pada umumnya petugas MRI selalu bertanya kepada pasien apakah mereka memiliki tato sebelum melakukan uji MRI. Hal ini untuk menghindari bahaya tes MRI terhadap tato dan kulit pasien.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*