Penyebab Keloid Membesar dan Cara Menghilangkannya
Seringkali kita mengalami luka yang membekas, dan pada beberapa orang, luka tersebut berubah menjadi keloid. Memiliki keloid tentunya tidak hanya membuat kulit terasa nyeri atau gatal, tetapi juga membuat penampilan kurang ideal. Keloid sendiri ada yang bisa sembuh dan ada juga yang membesar. Kira-kira, apa penyebab keloid dapat membesar?
Apa Penyebab Keloid Membesar?
Keloid sendiri sebetulnya adalah hasil akhir dari proses penyembuhan luka fibrosa yang abnormal, yang disebabkan oleh kelainan pada mekanisme perbaikan jaringan serta kontrol dari regenerasi dan regulasi. Pada keloid, tidak terjadi suatu proses regresi saat penyembuhan luka. Inilah yang membedakan proses penyembuhan pada luka normal dan keloid.
Selain itu, keloid tidak akan pernah berubah menjadi maligna, dan karenanya keloid juga dikenal sebagai tumor fibroproliferatif benigna. Dalam hal ini, keloid sebenarnya dapat dialami oleh semua orang dengan berbagai usia. Namun, secara epidemiologi, keloid lebih sering terjadi pada anak-anak hingga dewasa dengan usia 10 tahun hingga 30 tahun.
Berdasarkan jenis kelamin, memang tidak ada perbedaan mengenai data jumlah keloid. Namun, secara epidemiologi, perbedaan ras lebih memengaruhi terjadinya keloid. Keloid akan lebih sering terjadi pada orang-orang hispanik, kulit hitam, dan Asia. Selain ras, keloid juga bisa muncul karena faktor genetik.
Keloid sendiri dapat berkembang atau membesar dan meluas sejak 3 bulan hingga 1 tahun setelah terjadinya trauma pada luka atau kulit. Hingga saat ini, faktor yang dikatakan memiliki peran terhadap perkembangan dan pertumbuhan keloid adalah trauma pada kulit dan predisposisi genetik.
Sementara itu, dilihat dari perbedaannya dengan jenis luka normal, keloid memiliki gejala yang dapat dijadikan sebagai ciri. Gejala atau ciri-ciri yang ada pada keloid antara lain terdapat benjolan dan pengerasan pada kulit disertai dengan gatal dan sedikit nyeri.
Ukuran keloid sendiri bervariasi pada setiap orang. Dimulai dari menyerupai papul dengan ukuran milimeter hingga menyerupai tumor yang berukuran besar. Bentuk keloid juga bervariasi pada tiap individu, mulai dari berupa benjolan berkontur dengan batas yang tegas, hingga berupa seperti proyeksi dari bekas cakaran dengan batasan samar.
Tidak semua orang memiliki kecenderungan yang sama pada bekas lukanya untuk berubah menjadi keloid. Pada orang-orang tertentu yang bekas lukanya memiliki kecenderungan untuk berubah menjadi keloid atau yang dikenal dengan keloid-prone saja yang mengalaminya.
Perlu dilakukan upaya pencegahan jika orang tersebut memiliki keloid prone atau gangguan genetik yang cenderung menyebabkan keloid. Upaya pencegahan sendiri bertujuan untuk menurunkan terjadinya trauma berlebihan pada kulit. Sehingga, apabila orang tersebut mengalami keloid, keloidnya tidak menjadi lebar atau tumbuh.
Selain itu, keloid yang berkembang tidak hanya akan membesar, tetapi meluas dan menjadi banyak. Keloid dalam jumlah banyak atau biasa disebut dengan keloidosis dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan gangguan psikososial karena adanya gangguan kosmetik yang ditimbulkan.[1]
Cegah Keloid Agar Tidak Membesar
Bagi orang dengan risiko keloid, sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilakukan sebagai pencegahan timbulnya keloid. Cara yang paling baik adalah dengan menjaga diri dan menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan luka parah di bagian tubuh. Keloid sering terjadi pada bekas luka yang cukup parah, seperti jatuh atau tertusuk benda tajam.
Selain menghindari aktivitas penyebab luka dan trauma pada kulit, jika Anda sudah terlanjur memiliki luka, pastikan Anda segera membersihkannya. Obati luka tersebut hingga kering dan jangan terlalu banyak menggerakkan bagian tubuh yang terluka, karena kulit di bagian tubuh tersebut sedang aktif dalam proses penyembuhan.
Terlalu banyak bergerak dapat mengganggu proses penyembuhan luka, sehingga keloid dapat berkembang. Setelah luka sembuh dan meninggalkan bekas berupa keloid, segera mungkin olesi dengan salep atau obat khusus untuk mencegah pertumbuhan keloid. Sehingga, keloid tidak akan membesar dan meluas.
Selain upaya pencegahan, seseorang yang memiliki kondisi genetik cenderung berisiko keloid, juga tidak boleh melakukan berbagai macam treatment atau perawatan kulit yang berkaitan dengan luka, seperti microdermabrasi. Orang tersebut juga tidak disarankan membuat tato dan mengenakan piercing di tubuhnya. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan kemunculan keloid yang dapat membesar.
Sementara itu, jika keloid sudah terlanjur kian membesar, segera berkonsultasi dengan dokter. Lakukan upaya penanganan berupa pengobatan khusus untuk keloid. Dalam hal ini, dilansir dari alodokter, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengobati sekaligus menghilangkan keloid.
Cara Menghilangkan Keloid
- Salah satu cara yang banyak dipilih orang untuk menghilangkan keloid, yaitu dengan operasi. Biasanya dokter akan mengombinasikan treatment dengan radiasi untuk meminimalkan risiko munculnya keloid susulan setelah operasi. Sehingga, keloid benar-benar hilang dari permukaan kulit.
- Suntik Kortikosteroid. Cara menghilangkan keloid yang cukup aman berikutnya, yaitu suntik kortikosteroid. Suntik tersebut harus dilakukan secara rutin selama satu atau dua bulan sekali, hingga keloid mengempis. Meskipun dapat menghilangkan keloid, treatment ini dinilai kurang efektif. Hal ini karena bekas keloid pada permukaan kulit tidak akan hilang, bahkan menyisakan warna kemerahan yang permanen.
- Berbeda dengan suntik kortikosteroid, cara menyembuhkan keloid yang satu ini menggunakan nitrogen cair. Nitrogen akan digunakan untuk membekukan keloid, sehingga keloid dapat dikempeskan dengan mudah. Setelah menjalani cryotherapy, memang keloid akan hilang, namun masih ada bekasnya berupa noda gelap di permukaan kulit.
- Metode laser digunakan untuk menghilangkan keloid dengan cara meratakan keloid dan membuat warnanya menjadi lebih pudar. Biasanya, metode laser tidak bisa dilakukan dalam sekali saja, dibutuhkan berkali-kali treatment agar keloid benar-benar hilang dari permukaan kulit.
- Menggunakan Silikon Gel. Dalam proses penyembuhan keloid menggunakan silicon gel, kulit yang ditumbuhi keloid harus dibalut menggunakan silicon gel selama beberapa bulan. Hasil pada setiap penderita akan bervariasi, tergantung dari ukuran dan kondisi keloidnya.
- Suntik Fluorouracil. Treatment ini termasuk ke dalam varian suntik kemoterapi yang bisa digunakan untuk mengatasi keloid yang semakin membesar. Fluorouracil sendiri dapat disuntikkan dengan steroid atau tanpa steroid ke dalam keloid.
- Cara menyembuhkan keloid yang terbilang unik, yaitu menggunakan metode interferon. Sebenarnya, interferon sendiri adalah protein alami yang diproduksi oleh sistem imun tubuh manusia. Fungsi interferon dalam tubuh adalah untuk melawan bakteri dan virus. Meskipun banyak yang mencoba metode ini untuk menghilangkan keloid, namun belum ada kejelasan mengenai sifatnya yang permanen atau tidak.
- Keloid juga dapat disembuhkan dengan cara radiasi, biasanya ini dilakukan jika keloid berkembang semakin banyak atau membesar. Radiasi juga dapat dilakukan setelah pasien mencoba menghilangkan keloid dengan cara operasi.
Itulah berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan keloid. Semakin berkembangnya zaman, saat ini menghilangkan keloid juga bisa dilakukan dengan mudah. Bahkan, Anda tidak perlu ke rumah sakit untuk menyembuhkan keloid, beberapa klinik kecantikan dan puskesmas juga telah memiliki berbagai macam peralatan dan metode terbaik untuk menghilangkan keloid dari kulit Anda.
[1] Narayana, I Gede Raditya, dkk. 2019. Profil Derajat Keparahan Keloid pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Tahun 2015. DOAJ Jurnal Medika, Vol. 8(1): 82-91.
Leave a comment