Penyebab Penyakit Kardiovaskular pada Wanita Hamil

Penyebab Penyakit Kardiovaskular pada Wanita - www.yourhealth.net.au Penyebab Penyakit Kardiovaskular pada Wanita - www.yourhealth.net.au

Penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, tampaknya menjadi momok tersendiri bagi ibu hamil. Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian maternal non-obstetrik yang cukup penting dan wanita hamil dikatakan bisa mengidap penyakit jantung akibat beberapa faktor, termasuk perubahan sistem kardiovaskular selama mengandung.[1]

Wanita Hamil Rentan Penyakit Kardiovaskular dan Komplikasi

Dilansir dari Harvard Health Publishing, kehamilan mampu memengaruhi sistem kerja jantung, karena jumlah darah yang dipompa lebih banyak dibandingkan manusia dalam keadaan normal. Faktanya, darah yang dipompa jantung selama kehamilan bisa naik sekitar 50%. Hal ini pula yang menyebabkan ibu hamil rentan terhadap komplikasi kesehatan, termasuk darah tinggi dan diabetes gestasional.

Masih dilansir dari sumber yang sama, sebuah penelitian terbaru dari American Heart Association (AHA) mengungkapkan bahwa ibu hamil juga memiliki risiko penyakit kardiovaskular kronis di kemudian hari. Penyakit kardiovaskular (CVD) tersebut di antaranya stroke, penyakit pembuluh darah perifer (penyempitan arteri kaki), dan gagal jantung. Selain komplikasi pada ibu hamil, ada beberapa gangguan kehamilan lain yang dikhawatirkan ibu hamil dengan risiko CVD tinggi.

Tidak hanya memengaruhi kesehatan wanita, kehamilan yang tidak normal juga bisa berisiko pada bayi. Berdasarkan AHA, diketahui sekitar 10% hingga 15% wanita mengalami hal ini atau hasil kehamilan yang merugikan lainnya, dan beberapa di antaranya juga dapat memengaruhi kesehatan bayi.

Baca juga:  Tutorial Berjilbab Ala Laudya Chintya Bella
Wanita sedang Hamil - freepik: @valeria_aksakova

Wanita sedang Hamil – freepik: @valeria_aksakova

Konon, wanita hamil yang mengalami darah tinggi serta masalah jantung, dikhawatirkan bisa mengalami kelahiran prematur (melahirkan sebelum minggu ke-37 kehamilan), melahirkan bayi dengan berat kurang dari 5 pon hingga 8 ons, solusio plasenta (terpisahnya plasenta dari rahim sebelum melahirkan), dan kelahiran mati.

Seorang Kepala Divisi Kesehatan Wanita di Harvard Medical School bernama Dr. Kathryn M. Rexrode mengatakan, wanita yang mengalami kondisi kehamilan berisiko kardiovaskular tinggi, sebaiknya segera mengambil tindakan medis. Ibu hamil diharapkan tidak sembrono dalam merawat kandungannya dan selalu melakukan pengecekan kesehatan. Selain itu, wanita yang sedang dalam masa program kehamilan wajib memeriksakan diri untuk mengetahui apakah kondisi kesehatannya memungkinkan hamil dengan kondisi sehat atau berisiko.

Penyebab Penyakit Kardiovaskular pada Wanita Hamil

Dilansir dari docdoc, tubuh wanita hamil akan mengalami perubahan untuk mendukung kenyamanan dan keamanan bayi yang ada dalam kandungannya. Salah satu sistem tubuh yang banyak mengalami perubahan adalah sistem kardiovaskular dan inilah yang membuat kesehatan tubuh ibu ikut mengalami perubahan secara keseluruhan.

Baca juga:  Awas, Merkuri pada Krim Pemutih Kulit Bisa Rusak Saraf

Masih dari sumber yang sama, sistem sirkulasi dan kardiovaskular akan mulai berubah sejak trimester pertama dan memuncak pada trimester ketiga atau saat memasuki fase plateau di trimester ketiga. Selanjutnya, kondisi tubuh akan kembali normal setelah persalinan.

Saat memasuki masa kehamilan, volume darah dalam tubuh akan meningkat hingga 50% dengan tujuan memberikan oksigen dan nutrisi pada janin. Hal ini pula yang membuat detak jantung ibu hamil meningkat dan biasanya bertambah cepat sekitar 10 hingga 15 kali per menit. Jantung yang dipaksa untuk bekerja lebih berat daripada sebelumnya, lama-lama bisa mengalami gangguan yang serius (CVD).

Pemeriksaan Kesehatan Jantung - freepik: @senivpetro

Pemeriksaan Kesehatan Jantung – freepik: @senivpetro

Selain itu, posisi janin di dalam rahim dapat memengaruhi sistem sirkulasi dan kardiovaskular ibu. Bayi dalam kandungan dapat mengganggu pembuluh darah yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah wanita hamil akan terus berubah selama berbagai tahap kehamilan, sesuai dengan perkembangan dan posisi janin. Bisa dibilang, tekanan darah ibu tidak stabil selama kehamilan, kadang bisa naik dan kadang bisa turun. Inilah yang menyebabkan wanita hamil memiliki risiko CVD tinggi dibanding wanita normal.

Baca juga:  Jangan Panik! Lakukan Hal Ini Jika Si Kecil Punya Asma

Sementara itu, ibu hamil yang memiliki risiko CVD tinggi di kemudian hari bisa disebabkan pembukaan rahim. Perubahan detak jantung, jumlah darah yang dipompa jantung, tekanan darah, dan volume darah pada masa ini akan terjadi dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan tekanan pada jantung dan pembuluh darah tinggi. Diketahui, hipertensi sebelum melahirkan mampu meningkatkan risiko serangan jantung.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyakit jantung saat kehamilan, antara lain obesitas, riwayat anggota keluarga dengan penyakit jantung, miokarditis, peradangan otot jantung, kekurangan nutrisi saat mengandung, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, dan ada lebih dari satu janin dalam kandungan. Selain itu, hamil di usia lebih dari 30 tahun memiliki risiko tinggi terhadap gagal jantung.

[1] Wiyati, P. S. & B. Wibowo. 2013. Luaran Maternal dan Perinatal pada Hamil dengan Penyakit Jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Majalah Obstetri & Ginekologi Universitas Diponegoro, Vol. 21(1): 20-30.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*