Cara Mengobati & Pengalaman Sembuh dari Scabies

Ilustrasi: penggunaan salep (sumber: klikdokter) Ilustrasi: penggunaan salep (sumber: klikdokter)

Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu kecil atau tungau dengan nama ilmiah Sarcoptes scabiei. Scabies bisa menyerang siapa saja, mulai dari orang dewasa, anak-anak, bayi, atau bahkan binatang peliharaan Anda. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah sekaligus mengatasi skabies. Beberapa orang memiliki pengalaman sembuh dari scabies dengan menggunakan obat-obatan tertentu.

Apa Itu Scabies?

Penyakit kutu budug skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei var. hominis. Kutu Sarcoptes scabiei bukanlah serangga dari golongan insekta, melainkan tungau dari Familia Sarcoptidae yang memiliki 4 pasang kaki (bukan tiga pasang seperti keluarga insekta) sehingga lebih dekat dengan keluarga sengkenit.

Kutu ini ditularkan dengan hubungan kontak langsung pada kulit termasuk ketika berhubungan seks. Masih diragukan apakah kutu scabies dapat ditularkan melalui pakaian atau tilam, selimut atau sprei seperti pada kutu kepala dan kutu yang lain.

Selain menginfestasi manusia, scabies juga menyerang hewan lain seperti anjing, sapi, babi, kambing, kelinci, dan kuda. Secara morfologis, scabies yang ditemukan pada hewan tampak serupa akan tetapi mungkin secara biologis terdiri dari varian berbeda. Tampaknya setiap jenis hewan mempunyai spesies scabies yang berbeda strain yang tidak akan mampu untuk hidup dan bertahan jika berganti tuan rumah dari hewan lain. Scabies dari kambing misalnya, dapat menyerang manusia, akan tetapi tidak akan bertahan hidup permanen pada kulit manusia.[1]

Baca juga:  Perlukah Induksi Saat Persalinan Dilakukan?

Reaksi tubuh terhadap serangan scabies bergantung pada status imunologis atau kekebalannya. Pada penderita yang baru tertular, tungau scabies dapat hidup di bawah kulit selama berbulan-bulan tanpa menimbulkan reaksi hipersensitivitas. Untuk itu, orang yang baru berkontak dengan seorang penderita perlu segera diobati walaupun ia merasa tidak menderita atau tidak memiliki gejala scabies.

Reaksi hipersensitivitas ini dapat bertahan berbulan-bulan bahkan setelah penderita disembuhkan. Hal ini perlu diberitahukan kepada pasien agar dia tidak meminta pengobatan ulang padahal sudah sembuh. Pengobatan ulang sering kali meningkatkan terjadinya dermatitis medikamentosa. Pada kondisi ini, pemberian obat antipruritus seperti kortikosteroid topikal atau lotion calamine sangat dianjurkan.

Hipersensitivitas yang terus berlanjut setelah pengobatan selesai dapat disebabkan karena masih adanya zat irritant pada kulit dan baru akan hilang setelah melepaskan lapisan tersebut secara pergantian alami.[2]

Ilustrasi: gejala scabies (sumber: honestdocs)

Ilustrasi: gejala scabies (sumber: honestdocs)

Gejala Scabies

  • Rasa gatal yang sangat dan terutama memburuk ketika malam hari.
  • Timbul terowongan kecil dengan benjolan kecil di ujungnya pada kulit.
  • Menyerang sela jari kaki, sela jari tangan, bokong, sekitar organ intim, punggung, dan lain-lain.
  • Apabila digaruk akan mengeluarkan cairan bening yang dapat menyebarkan rasa gatal di area yang lain.
  • Dapat menyerang satu keluarga.
Baca juga:  Bahaya Kandungan Zat Kimia Pada Produk & Tips Menghindarinya

Pengobatan & Pengalaman Sembuh dari Scabies

“Penanganan penyakit skabies adalah dengan pemberian obat oles pada bagian yang terasa gatal (tempat kutu berada) dengan obat tertentu seperti permethrin, malathion, dan sulfur. Pengobatan obat topikal ini dibiarkan selama beberapa waktu (sekitar 12-24 jam) pada tubuh agar mencapai efek maksimal dalam membunuh kutu. Kemudian dibilas dengan air bersih,” kata dr. Yusi Capriyanti dari Alodokter. Pengolesan obat topikal dapat diulang 1 minggu kemudian guna memastikan bahwa seluruh kutu scabies telah mati.

Sementara itu, menurut pengalaman orang lain yang sembuh dari scabies juga bisa menggunakan salep seperti Scabimite, mengonsumsi obat Bufacryl, serta menggunakan air infus dan kain kasa untuk membersihkan luka gatal yang ada nanahnya. Langkah pengobatan ini kabarnya lebih efektif untuk pasien dewasa.

Nah, untuk pasien anak-anak atau kondisi scabies yang lebih parah, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat. Selain itu, usahakan lingkungan tempat tinggal Anda dalam keadaan bersih. Bersihkan seluruh lantai dan karpet di rumah Anda, kemudian jangan lupa untuk menjemur kasur dan bantal agar terbebas dari tungau yang mengganggu. Rajin-rajinlah mengganti tirai, seprai, sarung bantal, atau selimut setidaknya 2 minggu sekali.

Baca juga:  Jenis-Jenis Produk Saniter Menstruasi, Kain Lap Katun Salah satunya

[1] Natadisastra, D. 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC, hlm 291.

[2] Ibid., hlm 292.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


%d blogger menyukai ini: