Rekomendasi & Ciri-ciri Pantyliner yang Bagus untuk Keputihan
Area kewanitaan termasuk organ tubuh yang perlu dijaga kebersihannya oleh para wanita. Bagi mereka yang masih remaja mungkin kebingungan saat memilih mana pembalut yang bagus di pasaran. Selain pembalut biasa yang berguna untuk menampung darah saat haid, ada juga produk yang bernama pantyliner. Produk ini kerap dipakai saat menstruasi hari-hari terakhir (ketika volume darah sedikit) atau sebagian perempuan juga menggunakannya saat keputihan.
Pantyliner adalah pembalut wanita namun merupakan versi yang lebih tipis. Fungsi utamanya adalah menyerap cairan vagina yang keluar di luar hari-hari deras menstruasi. Panty liner ini merupakan pembalut yang ukurannya jauh lebih kecil dan lebih tipis dibandingkan pembalut biasa.[1] Pemakaian panty liner bertujuan untuk menyerap cairan vagina, keringat, bercak darah, sisa darah menstruasi dan terkadang juga dipakai sebagai penyerap urine bagi wanita inkontinensia.[2]
Beberapa wanita percaya bahwa penggunaan pantyliner bisa membantu area vagina tetap kering saat sedang keputihan sekaligus mencegah celana dalam basah. Anggapan itu mungkin tidak sepenuhnya salah, namun menjadi hal yang sangat berisiko jika pantyliner digunakan terus-menerus setiap hari dan tidak rutin diganti setiap beberapa jam sekali.
Panty liner memiliki 3 (tiga) lapisan, yaitu: lapisan permukaan, lapisan tengah, dan lapisan bawah. Lapisan permukaan berfungsi menyerap cairan agar masuk ke dalam lapisan tengah. Lapisan bawah berfungsi untuk menampung cairan agar tidak menembus ke pakaian dalam. Adapun ciri-ciri panty liner yang baik, yaitu:
Ciri-ciri Pantyliner yang Baik
- Memiliki permukaan dengan daya serap yang tinggi; Pantyliner yang baik harus memiliki daya serap yang tinggi untuk menyerap cairan yang berlebih agar tetap kering dan tidak lembap.
- Memiliki permukaan yang halus, lembut, serta aman bagi area kewanitaan; Pantyliner yang digunakan akan berinteraksi secara langsung dengan kulit area kewanitaan sehingga saat disarankan memilih pantyliner yang lembut dan aman untuk menghindari infeksi dan iritasi.
- Memiliki lapisan bawah yang berpori; Fungsi pori ini sendiri adalah untuk mengalirkan udara secara alami supaya area kewanitaan tidak terasa gerah. Meskipun demikian, pantyliner dengan lapisan bawah berpori yang baik akan tetap mampu menampung cairan agar tidak tembus ke pakaian dalam.
Penggunaan pantyliner yang dipakai setiap hari ternyata justru dapat mengakibatkan infeksi bakteri, jamur, serta jerawat atau bisul pada daerah kewanitaan. Hal ini terjadi karena pantyliner membuat daerah kewanitaan menjadi semakin lembap. Meskipun lapisan atas pantyliner memiliki daya serap untuk menjaga higienitas daerah kewanitaan, akan tetapi bagian dasar dari pantyliner ini terbuat dari plastik, sehingga kulit menjadi tidak dapat bernapas lega karena kurangnya sirkulasi udara.
Pemakaian panty liner merupakan salah satu faktor predisposisi timbulnya keputihan, menurut penelitian Farage, panty liner meningkatkan populasi Eubacterium species di vagina dan menurunkan jumlah dari Lactobacillus species di vagina sebagai flora normal. Pemakaian panty liner juga dapat mentransfer flora intestinal seperti Eschericia coli ke dalam vagina dan pemakaian panty liner non breathable dapat meningkatkan risiko Kandidiasis. Menggunakan panty liner pada saat keputihan dapat meningkatkan tumbuhnya bakteri jahat dalam vagina. Penggunaan panty liner dalam waktu 6 bulan dan frekuensi mengganti panty liner 5 jam sekali tidak membuat cairan yang keluar dari vagina berkurang, tetapi justru akankeluar lebih banyak.[3]
Meski demikian, di pasaran Indonesia ada beberapa pilihan produk pantyliner yang dikenal bagus dan sudah mendapatkan izin edar dari BPOM.
Rekomendasi Produk Pantyliner yang Bagus
- Kotex Fresh Liners Longer & Wider Unscented
- Softex Pantyliner Daun Sirih
- Carefree Breathable Unscented Pantyliner
- Laurier PantylinerCleanfresh Non Perfume
- Charm Pantyliner Long & Wide Cooling Fresh
Saat hendak membeli pantyliner yang bagus untuk keputihan, usahakan untuk memilih produk yang tanpa pewangi agar dapat meminimalisir risiko iritasi atau infeksi.
[1]Isnaniar& Raudatul H. 2018. Hubungan Antara Penggunaan Panty Liner Dengan Kejadian Fluor Albus Pada Remaja Putri Di SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Jurnal Photon. 9(1): 63-75.
[2]Susanti, EM &Prawiti SW. 2018. Perbedaan Penggunaan Pembalut Dan Pantyliner Jenis Biasa, Herbal, Dan Kain Dengan Kejadian Keputihan. Indonesia Jurnal Kebidanan. 2(1): 31-36.
[3]Isnaniar& Raudatul H. Op, cit.
Leave a comment