Pandemi Bikin Aktivitas Belajar Anak Hilang, Benarkah?

Ilustrasi: belajar daring di rumah (sumber: mckinsley.com) Ilustrasi: belajar daring di rumah (sumber: mckinsley.com)

Bagi sebagian orang, belajar adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan perkembangan pikiran anak. Namun saat pandemi, tak sedikit sekolah yang menyediakan metode belajar di rumah dengan sistem daring. Metode belajar seperti ini memang baik, tetapi banyak juga siswa yang curang dan memilih bermain, sehingga beberapa orang tua berpikir bahwa anaknya kehilangan aktivitas belajar. Benarkah demikian?

Belajar Tetap Bisa Dilakukan Di Rumah

Pandemi memang bukan hal yang sepele mengingat Indonesia sudah pernah mengalaminya beberapa kali, di antaranya pandemi kolera, pandemi HIV, pandemi SARS, hingga COVID-19 atau coronavirus. Dalam hal ini, pemerintah melakukan sejumah solusi, salah satunya imbauan untuk menjaga jarak antar masyarakat, tidak berkerumun, dan tidak bepergian.

Nah, untuk mendukung imbauan dari pemerintah, tak sedikit sekolah yang menerapkan sistem pendidikan daring. Sayangnya, dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring, terkadang muncul beragam masalah, seperti materi pelajaran yang belum tuntas disampaikan, tetapi diganti tugas lain.[1] Selain itu, tidak banyak siswa yang memiliki perangkat digital modern dengan koneksi internet cepat, sehingga beberapa siswa lebih memilih untuk membolos.

Baca juga:  Akibat Dari Tindakan Diskriminasi Sosial

Permasalahan itu membuat orang tua resah, lantaran anak-anak mulai malas belajar. Nah, sebagai orang tua, Anda harus tetap menyemangati anak-anak yang sedang belajar. Ada berbagai solusi untuk permasalahan seperti ini. Bagi anak yang tidak memiliki gadget sendiri untuk melakukan aktivitas belajar, bisa meminjam smartphone temannya dan belajar secara bergantian. Sementara, jika koneksi internet kurang lancar, sudah tersedia fasilitas Wifi gratis bagi anak sekolah di beberapa daerah.

Ilustrasi: belajar daring di rumah (sumber: lewisbrisbois.com)

Ilustrasi: belajar daring di rumah (sumber: lewisbrisbois.com)

Nilai Turun Gara-Gara Pandemi?

Dilansir dari HuffPost, kehilangan waktu belajar atau biasa disebut dengan learning loss sebenarnya adalah istilah yang cukup luas dan bisa diukur dengan menggunakan berbagai alat serta standar yang berbeda. Bisa dibilang, sebenarnya anak-anak tidak kehilangan aktivitas belajar saat pandemi, tetapi bisa saja mereka dikatakan kehilangan aktivitas belajar jika tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Masih dari sumber yang sama, secara umum, siswa dapat dikatakan kehilangan aktivitas belajar atau mengalami penurunan aktivitas belajar jika hasil belajarnya menurun dalam periode waktu tertentu. Dalam hal ini, bisa saja pandemi bukanlah penyebab penurunan hasil belajar murid.

Baca juga:  Cowok Juga Bisa Insecure, Ini Bahayanya Gangguan Dismorfia Otot pada Anak Laki-laki

Sebelum ada metode belajar daring, banyak juga siswa yang mengalami penurunan hasil belajar. Bagi anak-anak yang kompeten dan ambisius, mungkin hal ini terbilang sepele dan bisa diatasi dengan mudah, tetapi tidak bagi mereka yang kurang suka belajar.

Untuk itu, sebaiknya Anda mencari tahu penyebab turunnya nilai anak-anak dengan cara membandingkan hasil belajar mereka sebelum dan sesudah pandemi. Ada faktor lain yang menyebabkan hasil belajar siswa menurun, seperti cara mengajar yang monoton, terlalu banyak pekerjaan rumah, terlalu banyak tes menulis, dan banyaknya gangguan saat belajar di rumah.

Ilustrasi: mengerjakan tugas (youtube: CBC News)

Ilustrasi: mengerjakan tugas (youtube: CBC News)

Pembelajaran Daring Tetap Mengasyikkan

Mitos yang sering membuat orang tua resah adalah konsep belajar daring. Seringkali orang tua menganggap metode ini kurang efisien, karena siswa tidak bisa bertatap muka secara langsung seperti di kelas, padahal tidak seperti itu. Sudah banyak pendidik profesional yang melakukan metode belajar seperti ini jauh sebelum adanya pandemi.

Baca juga:  Anak Suka Pilih-Pilih Makanan? Ini Penyebab dan Bahayanya

Para pengajar yang baik juga pasti tahu cara membuat siswa supaya mudah paham, tidak bosan, dan mampu mengikuti pelajaran dengan baik, apalagi saat ini gadget sudah semakin canggih. Anak-anak tidak hanya bisa melihat gurunya berbicara lewat video, tetapi mereka juga bisa berinteraksi layaknya di dalam kelas, hanya saja lebih santai.

Layaknya video call dengan guru, anak-anak bebas bertanya tentang materi yang mereka pelajari. Tak hanya itu, pada kelas SD dan TK, guru bisa mengajak muridnya untuk bernyanyi. Tentunya, lagu yang dinyanyikan berisi tentang materi yang sedang mereka pelajari. Hal ini dapat membuat siswa semakin senang saat belajar di rumah.

Selain itu, untuk mengusir kebosanan para siswa, khususnya tingkat PAUD dan TK, beberapa guru menyediakan fasilitas bermain bersama secara daring. Ada beberapa permainan yang bisa dimainkan anak-anak secara daring, antara lain tebak gambar, menyusun kata, dan bermain peran.

[1] Siahaan, Matdio. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Dunia Pendidikan. Jurnal Kajian Ilmiah Universitas Bhayangkara, No. 1: 1-3.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


%d blogger menyukai ini: