Bisakah Aktivitas Luar Ruangan Membantu Mengatasi Rabun Jauh pada Anak?

Ilustrasi: anak rabun jauh (sumber: eyecarecs.com) Ilustrasi: anak rabun jauh (sumber: eyecarecs.com)

Miopia atau rabun jauh rupanya menjadi masalah penglihatan yang marak di seluruh dunia. Yang lebih memprihatinkan, rabun jauh bukan hanya dialami oleh orang-orang dewasa, namun juga anak-anak. Kurangnya aktivitas di luar ruangan ditengarai jadi salah satu penyebab mengapa anak-anak juga banyak yang mengalami masalah rabun jauh.

Apa Itu Rabun Jauh?

Dilansir dari Harvard Health Publishing, miopia, atau rabun jauh, adalah masalah yang berkembang di seluruh dunia. Sementara anak rabun jauh dapat melihat benda dekat dengan jelas, benda yang lebih jauh terlihat buram. Bagian dari masalah yang berkembang ini, menurut para ahli, adalah anak-anak menghabiskan terlalu banyak waktu di dalam ruangan untuk melihat benda-benda yang dekat dengan mereka daripada keluar dan melihat benda-benda yang jauh.

Kondisi mata minus atau rabun jauh bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti faktor keturunan, kebiasaan buruk anak yaitu terlalu dekat ketika melihat suatu objek, membaca sambil tiduran atau belajar dengan pencahayaan yang kurang. Selain itu, kurangnya aktivitas bermain di luar juga makin memperbesar kemungkinan anak mengalami mata minus.

Baca juga:  Cara Mengatasi & Alternatif Susu Formula Terbaik untuk Bayi Sembelit

Pada saat anak bermain di luar rumah, anak akan memandang ruang yang luas dengan jarak pandang tak terhingga sehingga anak akan terlatih memfokuskan pandangan pada objek yang jauh. Hal ini sangat bermanfaat untuk kesehatan mata anak-anak kita.[1]

Rabun jauh sangat umum, mempengaruhi sekitar 5% anak prasekolah, 9% anak usia sekolah, dan 30% remaja. Tetapi yang mengkhawatirkan para ahli adalah bahwa selama beberapa dekade terakhir prevalensi globalnya meningkat dua kali lipat – dan selama pandemi, dokter mata telah memperhatikan peningkatan miopia.

Rabun jauh terjadi ketika bola mata terlalu besar dari depan ke belakang. Gen memainkan peran besar, tetapi penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa ada faktor perkembangan. Stereotip kutu buku yang memakai kacamata benar-benar terbukti; penelitian menunjukkan bahwa semakin lama seseorang menghabiskan waktu di sekolah, semakin tinggi risiko miopia. Studi juga menunjukkan, bahkan lebih andal, bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan dapat menurunkan risiko anak mengembangkan miopia.

Ilustrasi: anak-anak beraktivitas di luar ruangan (sumber: harvard.edu)

Ilustrasi: anak-anak beraktivitas di luar ruangan (sumber: harvard.edu)

Alasan Kegiatan Luar Ruangan Bisa Meminimalkan Rabun Jauh

Meski mengejutkan, ini sebenarnya masuk akal. Ketika anak-anak tumbuh dan berubah, gaya hidup mereka memengaruhi tubuh mereka. Mata seorang anak yang selalu melihat hal-hal yang dekat dengannya mungkin menyesuaikan diri dengan hal ini — dan kehilangan beberapa kemampuan untuk melihat jauh.

Baca juga:  Info Terbaru Merek Susu Formula Bayi yang Rasa dan Kandungannya Diklaim Mendekati Asi

Rabun jauh memiliki konsekuensi nyata. Tidak hanya dapat menyebabkan masalah dengan tugas sehari-hari yang mengharuskan Anda untuk melihat lebih dari beberapa langkah jauhnya, seperti sekolah atau mengemudi, tetapi orang dengan miopia berisiko lebih tinggi mengalami kebutaan dan ablasi retina. Masalahnya tidak selalu bisa diperbaiki dengan kacamata.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua untuk Mencegah Miopia?

  • Pastikan anak Anda menghabiskan waktu di luar ruangan secara teratur — setiap hari, jika memungkinkan. Itu cara terbaik untuk memastikan bahwa mereka melihat sesuatu dari jauh. Ini juga cara yang bagus untuk membuat mereka lebih aktif, mendapatkan cukup vitamin D, dan mempelajari beberapa keterampilan hidup yang penting.
  • Cobalah untuk membatasi jumlah waktu yang dihabiskan anak Anda di dekat layar. Saat ini, banyak tugas sekolah yang ditampilkan di layar, tetapi anak-anak juga menghabiskan terlalu banyak waktu bermain mereka di perangkat daripada bermain dengan mainan, menggambar, atau aktivitas lainnya.
  • Periksakan penglihatan anak Anda secara teratur. Sebagian besar dokter anak melakukan skrining penglihatan secara teratur, tetapi penting untuk diingat bahwa skrining dasar dapat melewatkan masalah penglihatan. Sebaiknya anak Anda menjalani pemeriksaan penglihatan lengkap dari dokter spesialis mata.
Baca juga:  Kenali Daftar Mainan yang Aman dan Berbahaya untuk Anak

Hubungi dokter anak atau dokter mata anak Anda jika Anda melihat tanda-tanda kemungkinan masalah penglihatan, seperti anak yang duduk dekat TV atau memegang gadget terlalu dekat dengan wajah sambil menyipitkan mata, mengeluh kesulitan melihat, tidak bisa mengidentifikasi objek yang jauh, menghindari atau tak menyukai aktivitas yang melibatkan melihat dari dekat (seperti mengisi TTS, mengerjakan puzzle, dan sebagainya), memiringkan kepala untuk melihat sesuatu, menutupi atau menggosok mata, hingga satu mata berputar ke dalam atau ke luar.

[1]Bahren, R., dkk. 2014. Majalah Kesehatan Muslim: Anugrah Penglihatan Edisi XII Tahun I. Yogyakarta: Pustaka Muslim, hlm 34.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


%d blogger menyukai ini: