Manfaat Sayur Asparagus untuk Kesehatan Janin dan Fungsi Reproduksi
Mengandung zat besi, antioksidan, dan asam folat
Asparagus, dalam pengertiannya, merupakan salah satu jenis sayuran dari satu spesies tumbuhan genus Asparagus. Pada zaman Mesir Kuno, Yunani dan bangsa Roma, sayuran asparagus dikonsumsi untuk makanan segar pada musim panas dan dijadikan sayuran kering pada saat memasuki musim dingin. Sempat kehilangan popularitasnya pada abad pertengahan, namun kembali diminati pada abad ke 17.
Asparagus telah digunakan sejak lama sebagai bahan makanan dan obat-obatan, karena rasanya yang sedap dan diuretiknya. Sifat diuretik inilah yang membuat asparagus berkhasiat untuk memperlancar saluran urine sehingga mampu memperbaiki kinerja ginjal.
“Asparagus telah lama dikenal karena khasiatnya sebagai obat,” tulis D. Onstad, penulis Companion Whole Foods.
Penelitian juga menunjukkan bahwa, asparagus adalah jenis sayuran yang memberikan nutrisi penting bagi tubuh, misalnya rendah kalori, tinggi anti oksidan, sumber folat dan lainnya. Folat adalah kunci dalam menjinakkan homosistein , zat yang terlibat dalam penyakit jantung. Folat juga penting bagi ibu hamil, karena melindungi terhadap cacat tabung pada bayi.

Sayur asparagus segar
[foto:Sarah Lötscher]
Dalam terapi Ayurveda, sebuah pengobatan tradisional India menggunakan akar asparagus yang terkenal dengan julukan Shavatari yang berarti “perempuan yang memiliki 100 suami”. Shavatari memiliki sifat afrosidiak dan digunakan untuk mengatur hormon yang dapat menyembuhkkan gangguan fungsi reproduksi pada pria maupun wanita. Asparagus juga memiliki sifat anti-kecemasan yang akan membantu dalam menyembuhkan kelemahan fisik dan mental pada pria. Hal tersebut dapat membantu dalam meningkatkan libido dan meningkatkan kualitas sperma pada pria.
Obat Shavatari juga telah diyakini sebagai galactogogue, yang efektif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, serta meningkatkan nafsu makan pada ibu menyusui. Dalam sebuah studi penelitian yang dilakukan pada hewan, telah menunjukkan efek positif pada kelenjar susu dari subyek betina.
Namun, selain memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh, asparagus juga memiliki beberapa efek samping. Asparagus mengandung kalsium oksalat dan purin. Bagi penderita batu ginjal dan kadar asam urat darah yang tinggi dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi asparagus. Mungkin sebagian besar orang mengira zat purin hanya ada pada jeroan dan seafood. Namun, sayuran hijau juga banyak yang memiliki kandungan purin, meski tidak semuanya. Peningkatan kadar purin ini diyakini mampu menyebabkan penumpukan kristal asam urat pada sendi.
Leave a comment