Sedang Tren di TikTok, Apa Itu Gentle Parenting?

Orang tua mengasuh anak (sumber: rand.org) Orang tua mengasuh anak (sumber: rand.org)

Pola asuh di keluarga atau parenting style sangat mempengaruhi perkembangan karakter anak, sehingga tak heran para orang tua akan mencari pola asuh terbaik untuk anaknya.[1] Sementara ada banyak parenting style yang bisa Anda terapkan, mungkin Anda akan tertarik dengan gentle parenting yang sedang tren di TikTok.

Jika Anda adalah orang tua yang menghabiskan waktu di media sosial, kemungkinan besar Anda pernah mendengar tren gentle parenting atau pola asuh anak dengan penuh kasih sayang. Selain viral di TikTok, tren pola asuh ini juga populer di Instagram dan ada lebih dari 650.000 postingan dengan tagar #gentleparenting. Sementara itu, di TikTok, video dengan tagar tersebut telah ditonton lebih dari 1,7 miliar kali.

Apa Itu Gentle Parenting?

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan gentle parenting? Filosofinya memang tidak terlalu jelas. Seperti yang dikatakan oleh penulis opini New York Times, Jessica Grose, gentle parenting adalah pola asuh dasar yang diterapkan para ibu di seluruh negeri.

Secara detail, dilansir dari HuffPost, para ahli parenting menjelaskan, gentle parenting adalah lebih responsif terhadap kebutuhan anak, ingin tahu tentang perasaan anak, menetapkan dan memegang batasan yang tegas, meningkatkan perilaku baik melalui diskusi, dan memberikan kebebasan pada anak, daripada menggunakan hukuman dan hadiah.

Baca juga:  Waspada Gangguan Body Dysmorphic, Bagaimana Mengatasinya?

“Daripada memandang anak-anak sebagai bentuk kekurangan orang dewasa, gentle parenting adalah tentang saling menghormati dan pemecahan masalah kolaboratif,” kata Sarah R. Moore, pendiri Dandelion Seeds Positive Parenting. “Ini tentang mengubah pola pikir kita dari ‘orang tua versus anak’ menjadi ‘orang tua dan anak.”

Bagian lain dari pola pengasuhan penuh kasih sayang adalah mengenali perkembangan anak Anda dan menyesuaikan harapan Anda terhadap mereka. Misalnya, anak-anak prasekolah dengan perkembangan normal masih harus belajar cara berbagi. Mereka tidak bisa memahami konsep berbagi hingga usia tiga tahun. Menegur anak dengan amarah atau berteriak hanya karena anak posesif terhadap mainan favorit mereka tidak akan ada gunanya bagi Anda dan si kecil.

“Kami mengasuh seluruh anak, melihat kebutuhan, perasaan, dan perkembangan individu, daripada hanya mengelola perilaku. Ini bukan hukuman,” kata Moore. “Kami bekerja dengan asumsi bahwa anak-anak melakukan yang terbaik yang mereka bisa secara emosional dengan sumber daya yang mereka miliki pada saat tertentu. Kami memberi mereka anugerah untuk menjadi manusia.”

Baca juga:  Harus Hati-hati! Begini Cara Membersihkan Telinga Bayi yang Bau

Namun, gentle parenting mungkin akan tumpang tindih dengan pendekatan lain yang mungkin pernah Anda dengar, seperti pengasuhan positif, pengasuhan otoritatif, dan pengasuhan sadar. Meskipun mungkin ada beberapa beberapa hal yang positif di antara pola asuh tersebut, cobalah untuk tidak terlalu terpaku pada satu jenis pola asuh.

Ilustrasi: para orang tua & anak-anak (sumber: goodto.com)

Ilustrasi: para orang tua & anak-anak (sumber: goodto.com)

Seperti Apa Gentle Parenting dalam Kehidupan Nyata?

Moore menjelaskan contoh seorang anak kecil yang baru saja membuat kekacauan besar di ruang tamu dengan mainannya berserakan di mana-mana. Ini adalah pemandangan yang terlalu akrab bagi banyak pengasuh. Beberapa orang tua mungkin marah dan menyuruh anak untuk membersihkan semuanya sendiri dan jika anak menolak, mereka akan menghadapi beberapa jenis hukuman.

Namun, seseorang yang mempraktikkan pengasuhan yang penuh kasih sayang akan memahami bahwa mengacaukan mainan adalah hal yang normal bagi anak seusia ini dan akan menghadapi situasi dengan cara yang berbeda. Anak-anak tidak terprogram untuk peduli dengan kekacauan, karena otak mereka seharusnya untuk bermain dan ini adalah cara mereka belajar.

Baca juga:  Ide Sederhana dan Menyenangkan Berolahraga Bersama Keluarga

Untuk meningkatkan kebiasaan yang baik, Anda harus mengajari anak membereskan mainannya secara perlahan. Bagi anak yang masih kecil dan suka bermain, Anda harus mencoba menyelami dunianya terlebih dahulu. Ikutlah bermain dengan mereka hingga mereka merasa lelah, setelah itu Anda bisa mulai membereskan mainan mereka dan biarkan mereka melihatnya. Suatu saat, mereka akan melakukan hal yang sama.

Orang sering mengkritik gentle parenting karena terlalu permisif. Namun, menetapkan dan mempertahankan batas yang sehat sebenarnya adalah bagian inti dari filosofi tersebut.

“Perbedaan antara pola asuh ini dan banyak lainnya, bagaimanapun, adalah bahwa kita jarang membuat aturan secara sepihak,” kata pelatih orang tua Destini Davis. “Kita menghargai perspektif anak-anak dan, jika memungkinkan, bekerja untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan.”

[1] Asbari, Masduki, Wakhida Nurhayati, Agus Purwanto. 2019. Pengaruh Parenting Style dan Personality Genetic terhadap Pendidikan Karakter Anak di Islamic School. Journal of Empirical Research in Islamic Education Universitas Pelita Harapan, Vol. 8(1): 1-19.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*