Penyebab dan Cara Mengobati Gangguan Interaksi Usus-Otak

Ilustrasi: sakit perut (sumber: thingshealth.com) Ilustrasi: sakit perut (sumber: thingshealth.com)

Sering diare dan mual secara tiba-tiba, bisa jadi Anda sedang mengalami gejala gangguan interaksi usus-otak atau lebih dikenal dengan disorders of gut-brain interaction (DGBI). Ini adalah penyakit unik dengan penyebab yang beragam. Untuk mengobati DGBI tidak mudah, khususnya yang berkaitan dengan gangguan mental.

Apa Itu Gangguan Interaksi Usus-Otak?

Gangguan interaksi usus-otak (DGBI), termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), dispepsia fungsional (FD), dan sindrom nyeri perut yang dimediasi secara terpusat (CAPS), dan terjadi pada lebih dari 40% orang di seluruh dunia.[1] Penyakit yang termasuk DGBI, rata-rata tidak mudah didiagnosis, karena gejala yang mirip, sehingga diperlukan tes kesehatan secara rinci dan lengkap.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan gejala DGBI, seperti sudah pernah terinfeksi sebelumnya dengan gejala utama mual atau diare. Untuk itu, penyakit ringan seperti diare, mual, dan muntah secara tiba-tiba tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Penyebab Gangguan Interaksi Usus-Otak

Secara umum, DGBI bisa disebabkan emosi yang tidak stabil. Tak hanya itu, depresi dan kecemasan sebagai gejala gangguan mental juga dilibatkan sebagai pemain utama yang menyebabkan DGBI. Sayangnya, tidak banyak yang menyadarinya, sehingga jarang ada pasien DGBI yang mengalami gejala kronis dan sulit disembuhkan.

Baca juga:  Review Alas Bedak Murah Mustika Ratu Simply Stay Liquid Foundation

Menurut Dr. Christopher Vélez dari Neurointestinal Health of Massachusetts General Hospital’s, dari sudut pandang spesialis, manajemen DGBI tidak terlalu diperhatikan dalam pelatihan klinis. Ini dapat menyebabkan pemberlakuan tes kesehatan tidak perlu yang berisiko, seperti perforasi dari endoskopi dan radiasi yang dilakukan kepada pasien.

Lebih membingungkan lagi, DGBI dapat tumpang tindih dengan penyakit lainnya. Sebagai contoh, dispepsia fungsional (sejenis gangguan pencernaan kronis) dapat tumpang tindih dengan gastroparesis (pengosongan lambung yang lambat). Sindrom iritasi usus dapat tumpang tindih dengan penyakit radang usus (seperti kolitis ulserativa dan penyakit crohn).

Ilustrasi: perut mual (sumber: healthline)

Ilustrasi: perut mual (sumber: healthline)

Pengobatan Gangguan Interaksi Usus-Otak

Sebagian besar pasien dengan DGBI awalnya diobati dengan terapi yang diarahkan pada rangsangan viseral, seperti makanan dan buang air besar. Misalnya, pasien dengan DGBI esofagus atau gastroduodenal seperti mulas, sering diobati dengan inhibitor pompa proton (PPI).

Selain itu, DGBI dapat diobati dengan beberapa pendekatan utama, seperti perubahan gaya hidup sehat, diet, obat-obatan, pengobatan alternatif, dan terapi perilaku. Gaya hidup dan pendekatan pengobatan alternatif dapat menjadi pilihan yang menarik bagi beberapa pasien.

Baca juga:  Wanita Kecanduan Lebih Sulit Berhenti Merokok Dibanding Pria

Namun, perlu diketahui bahwa diet DGBI harus dilakukan dengan tepat. Meskipun menghilangkan makanan yang sangat berlemak dan makanan olahan dapat memperbaiki gejala DGBI, itu tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Jika dilakukan terlalu ketat, dapat menyebabkan kondisi lain, seperti gangguan asupan.

Beberapa orang dengan DGBI mungkin mencoba diet rendah FODMAP (Fermentable Oligosaccharides Disaccharides Monosaccharides And Polyols), tetapi itu harus dihindari jika Anda memiliki gangguan makan. Anda dapat mencoba menghindari makanan yang mengandung FODMAP (oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi) selama satu bulan sebagai percobaan apakah Anda cocok dengan diet tersebut.

Setiap diet sehat yang dilakukan untuk menurunkan gejala DGBI harus didampingi dan dipandu ahli gizi dan dokter. Ini sangat penting, karena setiap diet memiliki pantangan dan risiko kesehatan berbeda. Jika Anda tidak merasakan perubahan, Anda bisa kembali ke pola makan normal.

Terkadang, orang juga mempertimbangkan akupunktur untuk mengatasi rasa tidak nyaman pada perutnya akibat DGBI. Itu adalah pengobatan alternatif yang bisa dilakukan secara khusus dengan ahlinya. Selain itu, Anda bisa menggunakan suplemen herbal yang terbuat dari rempah-rempah seperti jahe dan kunyit yang diklaim bisa mengatasi gejala mual dan diare akibat DGBI.

Baca juga:  Cara Simpel & Ampuh Singkirkan Jerawat di Pantat

Untuk pendekatan berbasis obat, biasanya dokter akan meresepkan Anda obat-obatan yang umum digunakan dalam pengobatan depresi, neuropati, dan fibromyalgia. Kadang-kadang dokter tidak menjelaskan dengan jelas alasan penggunaan obat-obatan tersebut, tetapi itu memiliki indikasi meningkatkan interaksi usus-otak dengan meningkatkan jalur sensasi rasa sakit di otak, dan merangsang peningkatan fungsi saraf.

Jika dokter Anda telah mengidentifikasi bahwa Anda memiliki DGBI, pastikan untuk menekankan seberapa besar dampak negatifnya terhadap kualitas hidup Anda. Untuk kondisi seperti sindrom iritasi usus besar, perubahan buang air besar dan rasa sakit yang terkait benar-benar dapat menyebabkan kesusahan sehari-hari. Itulah pentingnya Anda untuk mendapatkan pengobatan dengan segera.

[1] Keefer, Laurie, Cynthia W. Ko., Alexander C. Ford. 2021. AGA Clinical Practice Update on Management of Chronic Gastrointestinal Pain in Disorders of Gut–Brain Interaction: Expert Review. JGH Journal Clinical Gastroenterology and Hepatology, Vol. 19(12): 2.481-2.488.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*