Apa Saja Fitur Baru pada Label Gizi Makanan Kemasan Saat Ini?
Label gizi makanan sangat penting bagi konsumen, terutama mereka yang ingin berdiet. Ada aturan yang digunakan dalam membuat label gizi makanan. Pada tahun 2020 ini, ada perubahan peraturan pembuatan dan peletakan tabel gizi pada makanan kemasan. Anda bisa melihat beberapa fitur baru yang muncul pada label gizi makanan kemasan.
Dalam hal ini, label gizi sendiri merupakan instrumen utama yang dapat membantu konsumen untuk membeli makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya dan mengadopsi pola hidup sehat.[1] Dilansir dari Harvard Health Publishing, versi terbaru dari label gizi makanan diluncurkan pada 1 Januari 2020 untuk produsen makanan besar. Produsen makanan kecil memiliki waktu hingga 1 Januari 2021 untuk mulai merancang label gizi baru mereka.
Ukuran Porsi
Pada label gizi makanan kemasan baru, harus menunjukkan “porsi per wadah” dan “ukuran porsi” dengan ukuran font yang lebih besar dan lebih tebal. Per NLEA (Nutritional Labeling and Education Act) yang merupakan standar ukuran nutrisi dan gizi dalam porsi makanan, ukuran penyajian harus didasarkan pada jumlah referensi yang biasanya dikonsumsi (RACCs atau Reference Amounts Customarily Consumed). RACCs sendiri merupakan takaran jumlah makanan yang sebenarnya dimakan orang, bukan rekomendasi yang disarankan untuk dikonsumsi.
Jumlah yang orang makan dan minum telah berubah sejak tahun 1993, ketika persyaratan ukuran penyajian sebelumnya diterbitkan. Misalnya, pada tahun 1993, jumlah referensi yang digunakan untuk penyajian satu porsi es krim dari 1/2 gelas akan meningkat menjadi 2/3 gelas.
Untuk paket yang antara satu dan dua porsi, seperti kaleng sup 15 ons, label sekarang akan memperlakukan paket sebagai satu porsi, karena orang biasanya mengonsumsinya pada satu waktu. Makanan kemasan tertentu yang lebih dari satu porsi tetapi bisa dimakan oleh satu orang dalam sekali makan, akan memiliki label gizi yang berisi dua kolom. Kolom pertama menunjukkan kalori dan nutrisi lainnya per porsi, sedangkan kolom lainnya menunjukkan informasi yang sama untuk seluruh paket.
Kalori dan Gula Tambahan
Kalori sekarang akan ditampilkan dengan lebih jelas pada label. Namun, Anda tidak akan lagi melihat “kalori dari lemak” pada label makanan, karena penelitian telah menunjukkan bahwa jenis lemak dalam makanan lebih penting daripada jumlah lemak. Selain itu, salah satu perubahan terbesar pada label gizi makanan kemasan saat ini, Anda bisa melihat jumlah gula yang ditambahkan selama proses pengolahan makanan.
Penelitian menunjukkan bahwa sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam batas kalori, jika Anda mengonsumsi lebih dari 10% total kalori harian Anda dari gula tambahan (gula tambahan akan muncul pada label dalam gram dan persentase nilai harian). Terlalu banyak menambahkan gula juga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kesehatan lainnya, termasuk diabetes dan penyakit jantung.
Serat Makanan
Anda juga bisa mengetahui jumlah serat setiap makanan kemasan pada label gizi yang baru. Selain serat asli, Anda juga mengetahui serat tambahan yang ditambahkan selama proses pembuatan makanan kemasan. Sehingga, dengan mengetahui jumlah serat asli dan serat tambahan pada setiap makanan kemasan, Anda bisa memperkirakan jumlah kebutuhan serat yang akan Anda dapatkan dari produk tersebut.
Nilai Gizi Harian
Daftar nutrisi yang muncul pada label makanan telah diperbarui. Vitamin D dan potasium sekarang akan lebih ditonjolkan dalam label. Sementara itu, vitamin A dan C tidak lagi ditonjolkan dalam label, karena kekurangan vitamin A dan C jarang terjadi saat ini. Untuk itu, pabrik makanan kemasan harus mendeklarasikan jumlah aktual kadar vitamin dan zat nutrisi lainnya pada label gizi. Tidak seperti label gizi yang lama, ketika para produsen hanya memasukkan persen nilai gizi harian.
Itulah beberapa fitur baru yang bisa Anda dapatkan ketika melihat tabel gizi makanan kemasan saat ini. Dengan adanya fitur baru tersebut, diharapkan masyarakat lebih bijak dalam membeli makanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga, kesehatan akan tetap terjaga dan tidak mengalami peningkatan risiko penyakit kronis.
[1] Asgha, Banguning. 2016. Analisa Penggunaan Label Informasi Nilai Gizi pada Produk Pangan oleh Konsumen di Kota Semarang. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 21(2): 128-135.
Leave a comment