Dikenal Kaya Manfaat, Adakah Efek Samping dari Makan Labu Kuning?
Labu kuning memang terasa lezat saat diolah menjadi aneka makanan. Buah satu ini memiliki tekstur yang lembut saat sudah direbus atau dikukus. Meski dikenal kaya akan kandungan gizi, beberapa orang masih saja khawatir dengan kemungkinan adanya efek samping dari makan labu kuning.
Labu kuning/pumpkin (Cucurbita moschata Duschenes) dikenal juga dengan nama waluh (Jawa), labu parang (Jawa Barat), labu merah, dan labu manis. Labu kuning merupakan salah satu bahan pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi dan baik bagi tubuh manusia yakni banyak mengandung beta karoten, vitamin A, serat, vitamin C, vitamin K, dan Niacin atau vitamin B3, serta mengandung mineral seperti kalium, zat besi, fosfor, magnesium, dan kalium.
Daging buahnya pun mengandung antiokisidan sebagai penangkal pelbagai jenis kanker. Namun, sejauh ini pemanfaatannya belum optimal. Buah labu dapat digunakan untuk pelbagai jenis makanan dan cita rasanya enak. Daunnya berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat untuk dijadikan kuaci. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya menjadi obat cacing pita.[1]
Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu: Cucurbita maxima Duchesne, Cucurbita ficifolia Bouche, Cucurbita Mixta, Cucurbita moschata Duchesne, dan Cucurbita pepo L. Kelima spesies Cucurbita tersebut di Indonesia disebut labu kuning (waluh) karena mempunyai ciri-ciri yang hampir sama.
Tanaman labu tumbuh merambat dengan daun yang besar dan berbulu. Pucuk daun dan daun muda dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang lezat, bisa dimakan sebagai sayuran bersantan, oseng-oseng, atau gado-gado. Selain daun, bagian dari tanaman ini yang memiliki nilai ekonomi dan zat gizi terpenting adalah buahnya. Walaupun tanaman labu kuning dipercaya berasal dari Ambon (Indonesia), budidaya tanaman tersebut secara monokultur dan besar-besaran belum lazim dilakukan oleh masyarakat kita. Tingkat konsumsi labu kuning di Indonesia masih sangat rendah, kurang dari 5 kg per kapita per tahun.[2]
Kandungan Nutrisi Labu Kuning
Nutrisi dalam 1 cangkir labu – direbus dan ditiriskan: Kalori 49, protein 2 gram, karbohidrat 12 gram, serat 3 gram, kalsium 37 mg, besi 1,4 mg, magnesium 22 mg, potassium 564 mg, kalium 564 mg, zinc 1 mg, seng 1 mg, selenium 0,50 mg, vitamin C 12 mg, niacin 1 mg, folat 21 mcg, vitamin A 2650 IU, vitamin E 3 mg.[3]
Manfaat dan Kegunaan Labu Kuning
Selain dibuat makanan, di sejumlah negara, labu kuning telah dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Tidak Cuma dari buah segarnya dibuat aneka makanan atau tepung, buah ini juga dimanfaatkan untuk membuat kosmetik. Labu kuning kukus ini bisa dimakan dengan apa saja. Andaikata setiap hari per orang memakan 70 gram labu kuning, itu cukup untuk memenuhi jumlah asupan vitamin A yang diperlukan oleh tubuh. Jika buah ini dibuat tepung, cukup hanya mengonsumsi 2,5 gram per hari. Dinyatakan juga bahwa labu kuning itu mengandung vitamin C, serat, dan karbohidrat yang cukup tinggi.
Melihat kandungan gizinya, olahan dari labu kuning sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang tua. Lewat sejumlah penelitian yang dilakukan para ahli diketahui pula, labu kuning memainkan peranan penting dalam mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes melitus (kencing manis), arteriosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, tekanan darah tinggi, bahkan bisa pula mencegah kanker.
Air perasan buahnya dipercaya dapat mengobati luka akibat racun binatang. Sekitar 500-800 biji segar tanpa kulit bisa digunakan sebagai obat pembasmi cacing pita pada orang dewasa. Kadang-kadang diberikan sebagai obat emulsi (diminum beserta obat pencahar), setelah dicampur dengan air. Pengobatan demikian amat berkhasiat dan aman tanpa efek samping.
Labu kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, dan diare. Berdasarkan pemanfaatan labu kuning secara empiris dan turun-temurun untuk berbagai pengobatan, diduga komoditas ini mempunyai berbagai komponen bioaktif yang perlu dibuktikan secara ilmiah.[4]
Efek Samping Labu Kuning
Dilansir dari Everydayhealth, tidak ada efek samping yang buruk dari makan labu kuning jika dikonsumsi dalam batas yang wajar. Selain itu, labu juga tidak beracun, sehat, dan aman untuk dimakan oleh siapa saja. Tak ada efek samping yang diketahui dari konsumsi labu, selama Anda tidak alergi terhadap labu.
[1] Sudarman, M. 2018. Pemanfaatan Labu Kuning (Cucurbita Moschata Duch) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Cookies [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Negeri Makassar.
[2] Gardjito, M dkk. 2013. Pangan Nusantara: Karakteristik dan Prospek Untuk Percepatan Diversifikasi Pangan. Jakarta: Kencana, hlm 324.
[3] Brotodjojo, LC. 2010. Semua Serba Labu Kuning. Intarina H, editor. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm 06.
[4] Gardjito, M dkk, op. cit. hlm 325.
Leave a comment