Dianggap Miliki Kualitas Internasional, Harga Bee Pollen Madu Pramuka Mulai Rp 80 ribuan

Madu pramuka dianggap memiliki kualitas internasional, sehingga bisa bersaing dengan madu yang ada di pasaran dunia. Salah satunya adalah Madu Pramuka Bee Pollen yang tersedia dalam berbagai ukuran. Harganya mulai dari Rp 80.000 hingga Rp 715.000. Madu pramuka merupakan produk dari PT Madu Pramuka. Madu murni dari peternakan lebah terbaik

Taman Wisata Lebah Madu Pramuka Cibubur merupakan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas bagi pengunjung untuk mempelajari kehidupan lebah beserta manfaatnya. Di tempat itu, ada lebah berjenis Apis Mellifera atau lebah madu yang dibudidayakan dalam kotak aneka warna. Tempat wisata ini banyak dikunjungi oleh pengunjung dari luar kota, tidak terkecuali rombongan murid-murid sekolah dasar, dan sekolah lainnya.

Di Lembah Madu Pramuka, dijual berbagai jenis madu pramuka yang merupakan produk dari PT Madu Pramuka. Salah satunya adalah Madu Pramuka Bee Pollen yang tersedia dalam berbagai ukuran. Harganya mulai dari Rp 80.000 hingga Rp 715.000. Disarankan madu tidak disimpan di dalam kulkas, dan sebaiknya tidak langsung disiram dengan air panas saat dikonsumsi.

Madu pramuka dianggap memiliki kualitas internasional, sehingga bisa bersaing dengan madu yang ada di pasaran dunia. “Kualitas madu pramuka setara dengan madu-madu internasional. Madu pramuka yang hitam yang setara kualitas dengan madu asider, madu berasal dari Yaman,” kata Adhyaksa, Ketua Kwartir Nasional Pramuka.

Ia mengatakan Madu Pramuka buatan dalam negeri itu mampu bersaing di pasar internasional, namun jumlah produksinya masih jauh dari kebutuhan. “Wilayah kita sangat luas tinggal SDM saja yang harus ditingkatkan, sehingga produksi madu bisa meningkat,” katanya.

Hal serupa juga diutarakan oleh Direktur PT Madu Pramuka, H. Wawan Darmawan. “Kami menyayangkan budidaya lebah produksi madu di Indonesia masih minim. Dari madu yang dijual, sebagian berasal dari negara penghasil madu seperti Australia, Thailand, dan Argentina,” ungkap Wawan.

Ia mengatakan sebenarnya banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil produksi madu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. “Sebetulnya kita masih kurang memanfaatkan lahan untuk memaksimalkan produksi madu. Baru lahan Hutan di Pulau Jawa kita olah sebagai penghasil madu berkelas menyamai standar madu Asider dari negara Yaman. Masih banyak lahan seperti Papua berpotensi menghasilkan madu yang sama,” ungkap Direktur PT. Madu Pramuka.

Selain itu, dengan pelatihan budidaya lebah dan pengembangan usaha Madu Pramuka ini diharapkan dapat meningkatkan produksi madu hingga 10 sampai 20 ton per tahun. Atau setara dengan pemasukan anggaran mencapai Rp 32 milliar.

“Kami mengharapkan negara Indonesia dapat mengolah madu sendiri yang kualitasnya hampir sama dengan madu yang didatangkan dari negara-negara lain. Dengan demikian juga dapat dijadikan suatu peluang devisa negara,” imbuh Wawan.

Sementara itu, menurut Adhyaksa, dirinya menyayangkan kuantitas Madu Pramuka yang minim jumlahnya, yang secara kualitas dapat dinilai setara dengan madu-madu internasional.

“Bayangkan saja Madu Pramuka yang hitam atau bisa dikatakan setara kualitas dengan madu asider, madu berasal dari Yaman dihargai Rp 7 juta. Dengan demikian negara tidak perlu lagi mengimpor madu negara lain, karena produksi madu lokal jauh lebih bagus,” katanya.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*