BISA SANGAT BERBAHAYA, BAGAIMANA CARA MENGHILANGKAN RACUN PADA SINGKONG?

Singkong/ketela pohon (sumber: thespruceeats) Singkong/ketela pohon (sumber: thespruceeats)

Singkong pada dasarnya merupakan bahan pangan yang ekonomis dan mudah ditemukan di mana saja. Umbi satu ini cukup lezat dan mengenyangkan setelah diolah menjadi aneka makanan. Namun, apabila tidak diolah dengan benar, singkong menghasilkan racun yang berdampak buruk bagi kesehatan. Lalu, bagaimana cara menghilangkannya?

Kandungan Nutrisi Singkong

Kadar kandungan gizi pada singkong tergantung pada umur singkong. Kandungan yang diperoleh pada 7 bulan yaitu kadar air 66,20%, lemak kasar 0,83%, protein kasar 2,45%, serat kasar 0,73%, kadar abu 0,66%, dan karbohidrat 29,17%. Singkong yang berumur 12 bulan atau satu tahun diperoleh kadar air 53,99%, lemak kasar 1,00%, protein kasar 1,88%, serat kasar 0,57%, kadar abu 0,69%, dan karbohidrat 46,87%.

Tumbuhan singkong termasuk kelas dicotyledoneae, baik di dalam daunnya maupun umbinya mengandung zat glikosida. Zat ini dapat menghasilkan zat sianida (HCN) atau senyawa yang berwarna biru yang bersifat racun. Singkong dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kandungan asam sianida, antara lain golongan yang tidak beracun yaitu bila kandungan HCN kurang dari 50 mg/Kg, golongan setengah beracun yaitu bila kandungan HCN antara 50-100 mg/Kg, dan golongan sangat beracun bila kandungan HCN lebih dari 100 mg/Kg. HCN yang juga dikenal sebagai “racun biru” membahayakan kesehatan manusia bahkan dapat menimbulkan kematian.[1]

Ciri singkong yang mengandung HCN yaitu rasa pahit bila digigit, warna biru pada umbinya bila dipotong (bila singkong tersebut baru dipanen), umbi besar (gemuk), umbinya tersusun rapat, tidak bertangkai, dan mengandung pati yang lebih banyak. Sementara itu, warna biru pada singkong yang telah lama dipanen atau disimpan tidak berarti menunjukkan adanya racun, karena terjadinya proses oksidasi pada singkong yang juga menimbulkan warna biru. Secara lebih rinci, berikut ciri-ciri fisik dari singkong beracun yang bisa Anda waspadai.

Baca juga:  Sering Tak Disadari, Ini Sederet Bahaya Mengintai dari Kebiasaan Menggigit Pensil

Ciri Singkong Beracun

  • Rasanya pahit. Ciri utama singkong beracun adalah memiliki rasa pahit. Singkong yang aman dikonsumsi biasanya akan terasa cenderung manis setelah dimasak. Sementara itu, singkong beracun justru tetap terasa pahit setelah dimasak dengan cara apapun. Ada juga singkong beracun yang awalnya terasa manis, tapi lama-lama terasa pahit di lidah. Jika terlanjur mencoba singkong semacam itu, sebaiknya segera buang singkong dan minum air yang banyak untuk menetralkan racun dalam tubuh.
  • Daunnya mempunyai bercak kuning. Secara kasat mata, singkong beracun biasanya mempunyai bercak berwarna kuning. Bahkan kabarnya, daun singkong memiliki kandungan asam sianida lebih banyak dibandingkan umbinya.
  • Umbi berwarna kebiruan dan ungu. Umbi singkong yang aman dikonsumsi umumnya berwarna putih bersih. Jika menemukan umbi singkong yang berwarna ungu atau kebiruan, sebaiknya jangan dimakan karena kadar HCN-nya cukup tinggi.
  • Muncul bercak saat terkena air. Setelah kulitnya dikupas, singkong sebaiknya direndam dalam air selama 3 jam. Apabila setelah perendaman ternyata muncul bintik-bintik biru pada bagian umbi atau daging singkong, sebaiknya dibuang saja karena itu tandanya singkong tersebut beracun.
Singkong (sumber: croplife.org)

Singkong (sumber: croplife.org)

Bahaya Singkong Beracun

Singkong beracun biasanya rasanya pahit. Singkong atau daunnya mengandung zat amygdalin yang sewaktu-waktu melepas ikatan asam, berupa asam cyanida yang dapat mengakibatkan keracunan bagi orang yang memakannya. Asam cyanida bersifat racun karena menghambat sistem oksidasi di dalam pembuluh darah, sehingga organ-organ tertentu akan terganggu akibat berkurangnya suplai oksigen.[2]

Baca juga:  Diet DASH, Cara Terbaik Untuk Makan Makanan yang Sehat dan Lezat

Gejala keracunan singkong biasanya berupa mual, pusing, muntah, dan diare. Tidak jarang terjadi kesukaran dalam bernapas. Jika tidak segera ditolong, orang akan mati. Seperti pada masalah keracunan lainnya, pertolongan pertama biasanya dilakukan dengan cara mengusahakan agar penderita muntah atau mengeluarkan makanan yang sudah masuk. Kemudian jika sudah muntah, diberi norit atau penawar racun, seperti susu dicampur putih telur. Pada keadaan diare berat, penderita diberi cairan oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar lewat muntah dan berak-berak.[3]

Risiko mengalami keracunan singkong bisa semakin besar apabila yang mengonsumsi adalah anak kecil. Tak hanya itu, singkong juga bisa berpengaruh pada fungsi tiroid, terutama bagi ibu hamil. Ada yang menyebut bahwa makan singkong berlebihan dapat menyebabkan hipotiroidisme. Bahkan hal ini juga masih berlaku ketika ibu hamil telah berada di fase menyusui. Kandungan fitoestrogen dalam singkong tersebut bisa saja terserap ke ASI dan berpengaruh pada fungsi tiroid bayi.

Baca juga:  Rangkaian Produk Mustika Ratu (Puteri) Acne Series

Untuk menghindari kemungkinan mengonsumsi singkong beracun, Anda perlu teliti dalam mengolahnya. Berikut beberapa cara mengolah singkong yang benar agar aman dikonsumsi.

Cara Menghilangkan Racun Singkong

  • Pastikan sudah mengupas bagian akar singkong karena pada bagian ini memiliki konsentrasi sianida paling tinggi. Dengan mengelupasi kulit luar singkong, maka akan menghilangkan sejumlah besar sianida.
  • Anda disarankan merendam singkong dalam air selama 4-5 hari sebelum memasaknya untuk mengurangi risiko keracunan substansi berbahaya.
  • Setelah dipotong, singkong bisa dijemur di bawah sinar matahari. Suhu umbi akan terpapar secara efektif dan akan mengurangi kandungan sianida ke tingkat yang lebih rendah.
  • Mengolah singkong yang paling aman adalah dengan memasaknya. Proses memasak ini harus benar-benar menyeluruh sehingga seluruh bagiannya matang sempurna.

Cara di atas juga tetap harus dilakukan meskipun yang diolah adalah singkong yang telah dibekukan dalam freezer. Saat mengonsumsinya, Anda juga bisa memadukan singkong dengan protein lainnya karena dinilai dapat menghilangkan kandungan sianida yang beracun. Singkong yang aman langsung dikonsumsi adalah jenis tepung singkong karena sudah melewati proses panjang sebelumnya.

[Update: Ditta]

[1] Lumbantobing, R., dkk. 2019. Analisis Kandungan Asam Sianida dalam Singkong (Manihot esculenta) Berdasarkan Lama Penyimpanan. Jurnal Akademika Kimia, 8(3): 180-183.

[2] Widjaja, M. C. 2004. Mengatasi Diare & Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka, hlm. 28.

[3] Ibid., hlm 29.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*