Pilihan Obat & Cara Menghilangkan Tungau di Kulit
Tungau merupakan serangga yang ukurannya sangat kecil dan bisa tumbuh di berbagai kondisi lingkungan. Tungau biasanya bersembunyi di balik lipatan-lipatan dan dapat menimbulkan gatal di kulit manusia maupun hewan. Untuk mencegah dan menghilangkan tungau, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Paling populer dari serangan tungau/kutu adalah penyakit gatal agogo. Disebut gatal agogo karena saking gatalnya, penderita menggaruk bagian tubuh yang gatal sambil menggoyang-goyangkan badan, seperti tarian atau joget agogo. Gatal agogo sering terjadi pada kulit tangan, kulit pergelangan tangan dan lengan, punggung, paha, dan kaki sebelah dalam.
Gejala yang terjadi berupa galur-galur/bilur-bilur kecil berwarna kelabu dan berlekuk di permukaan kulit. Tanda-tanda serangan gatal agogo kadang-kadang bisa dilihat dengan mata telanjang. Jenis penyakit ini sering dijumpai di Indonesia dan termasuk menimbulkan masalah kesehatan masyarakat karena penyakit ini tergolong penyakit menular.
Penyakit gatal agogo dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita atau kontak tidak langsung. Penularan secara langsung dapat terjadi melalui bantal, seprai, selimut, handuk, sepatu, sandal, serta alat lain yang pernah dipakai penderita. Sedangkan penularan langsung, misalnya dengan cara tidur bersama penderita atau bersentuhan langsung dalam pergaulan sehari-hari.[1]
Jika ada anggota keluarga, kerabat, atau pembantu rumah tangga yang terbukti terinfeksi penyakit gatal agogo, harus segera diobati dan setiap alat yang digunakannya harus dibersihkan dan direndam dengan air panas. Penyakit ini biasanya menyerang satu keluarga. Salah satu anggota keluarga patut dicurigai mendapat serangan penyakit ini jika gatal menyerang pada malam hari. Dalam keadaan ini, penderita harus segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara mengerok bagian infeksi.
Penyakit gatal agogo disebabkan oleh sejenis tungau atau kutu yang disebut sarcoptes scabiei. Tungau ini berbentuk bulat lonjong dan memiliki 4 pasang kaki. Tungau betina memiliki ukuran yang tidak dapat dilihat (tidak kasat mata) dan tungau jantan bentuknya lebih kecil lagi. Tungau ini hidup di bawah lapisan tanduk dan menggali terowongan pada kulit untuk menyimpan telur-telurnya. Akibatnya timbul rasa gatal, terutama pada malam hari ketika tungau itu sedang aktif bertelur.
Karena penyakit ini menimbulkan rasa gatal, penderita biasanya menggaruk-garuk dengan keras sehingga timbul luka pada kulit yang akhirnya meradang. Tungau agogo biasanya menyerang seluruh bagian tubuh anak-anak dan bisa terjadi pada lekukan payudara wanita, di paha, dan kemaluan. Karena sering diderita rakyat kecil, penyakit ini sering disebut penyakit kudis atau budug. Walaupun penyakit ini mudah diobati, kadang-kadang kambuh lagi akibat kebiasaan hidup yang buruk atau lingkungan yang kotor.[2]
Cara Menghilangkan Tungau di Kulit
Obat yang digunakan untuk membasmi tungau agogo adalah gameksan dan belerang. Kedua obat ini bisa membunuh tungau sekaligus dengan telur-telurnya. Pemakaiannya cukup sekali saja, tetapi harus diusahakan bagian yang diobati tidak terkena air selama 24 jam. Agar tuntas dan telur-telur tungau habis terbasmi, bisa dilakukan pengobatan ulang seminggu sekali. Namun demikian, obat ini tidak dianjurkan dipakai berulang-ulang karena bisa menyebabkan kelainan kulit. Ibu hamil dan anak di bawah usia 6 tahun sebaiknya tidak diberi obat ini. Untuk pemakaian di bagian rambut, penderita harus mencukur rambut kepalanya agar pengobatan bisa efektif.[3]
Produk yang digunakan untuk membunuh tungau disebut skabisid. Permetrin krim 5%, Krotamiton losion 10% dan Krotamiton krim 10%, Sulfur presipitatum 5%-10%, Benzyl Benzoat Losio 25%, Gamma benzene hexachloride 1% krim (Lindane losio 1%), dan Ivermektin merupakan regimen untuk pengobatan tungau yang hanya tersedia dengan resep dokter.[4] Selain itu, untuk menghilangkan bekas gigitan tungau di kulit, sebaiknya segera mandi dengan menggunakan sabun. Jangan menggaruk bekas gigitan tungau supaya tidak infeksi. Kemudian, pastikan juga untuk mencuci pakaian dan tempat tidur dengan air panas supaya tidak ada tungau atau telur tungau yang mungkin masih tersisa.
[1] Dwikarya, M. 2003. Merawat Kulit & Wajah. Jakarta: Kawan Pustaka, hlm 18.
[2] Ibid., hlm 19.
[3] Ibid., hlm 20.
[4]Mutiara, H & Firza S. 2016. Skabies. Jurnal Kedokteran UNILA. 5(2): 37- 42.
Leave a comment