Waspada Gangguan Body Dysmorphic, Bagaimana Mengatasinya?
Apakah Anda merasa cemas dengan bentuk tubuh sendiri? Jika iya, bisa jadi itu adalah salah satu gejala dari gangguan body dysmorphic atau lebih dikenal dengan BDD. Selain rasa cemas dengan bentuk tubuh sendiri, masih ada banyak gejala yang timbul akibat BDD. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab dan Gejala Body Dysmorphic Disorder
BDD atau Body Dysmorphic Disorder bisa diderita oleh siapa saja, namun paling banyak dialami oleh remaja. Remaja dapat mengembangkan perilaku maladaptif apabila ia tidak berhasil melalui masa mudanya dengan baik. Dalam menyikapi perubahan biologisnya, salah satu gangguan yang cenderung dapat dikembangkan adalah BDD.
Menurut studi, BDD merupakan sebuah gangguan yang pasiennya memiliki preokupasi terhadap penampilan fisik yang dimilikinya. Preokupasi ini menyebabkan distress serta penurunan fungsi sosial. Berdasarkan peneliti, BDD sangat bisa terjadi ketika seseorang di masa remaja mulai mencoba membandingkan bentuk fisiknya dengan teman sebayanya.[1]
Dilansir dari Vogue, para remaja mulai sering dan suka membandingkan dirinya dengan orang lain karena kecanggihan teknologi yang ada. Seperti yang kita ketahui, zaman milenial sudah dipenuhi dengan beragam media sosial yang memiliki banyak fitur, mulai dari mengunggah foto, menyukai postingan orang, mengomentari unggahan orang, hingga melakukan tatap muka melalui video call.
Selain adanya media sosial yang semakin canggih, saat ini juga telah banyak ditemukan aplikasi edit video yang canggih, bahkan Anda bisa mengubah bentuk tubuh sesuai dengan keinginan Anda. Dengan kecanggihan tersebut, tentu para remaja yang kurang merasa percaya diri akan memanfaatkannya dengan baik.
Sementara mereka senang memanfaatkan aplikasi pengubah bentuk badan, dalam hati kecil, mereka juga pasti merasa cemas. Mereka akan mengalami rasa cemas jika harus bertemu dengan orang lain di dunia nyata. Bisa dibilang, banyak orang merasa kecewa jika ternyata mereka bertemu dengan orang yang berbeda antara dunia nyata dan dunia maya.
Rasa cemas yang dialami oleh pasien pengidap BDD adalah rasa cemas berlebih yang ditandai dengan gagasan obsesif bahwa pasien memiliki penampilan sangat cacat. Rasa cemas tersebut dapat membuat pikiran mereka menjadi kacau dan tidak bisa berpikir jernih tentang apa yang akan mereka lakukan.
Selain itu, BDD juga ditandai dengan emosi yang tidak stabil, suka berpikir negatif tentang diri sendiri, selalu fokus dengan penampilan orang lain, cenderung susah bergaul, mudah tersinggung, berambisi untuk melakukan berbagai macam perawatan kecantikan, tidak mudah fokus, berhalusinasi, suka melamun, dan depresi.
Untuk mengatasi BDD tentu tidak mudah. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebelum Anda berkunjung ke psikiater. Jika Anda memiliki BDD yang ringan, Anda bisa mencoba cara-cara berikut.
Cara Mengatasi Body Dysmorphic Disorder
- Ubah cara pandang terhadap penampilan. Seringkali penderita BDD menilai penampilan orang terlalu tinggi dibanding penampilan sendiri, padahal semua yang Anda lihat tidak belum tentu benar. Anda hanya perlu mengubah sudut pandang mengenai penampilan yang mewah dan menarik menjadi tampilan yang nyaman untuk diri sendiri. Jangan terlalu memaksakan menilai penampilan adalah segalanya atau penampilan adalah kisaran harga diri Anda.
- Latihan fokus. Pasien dengan gangguan body dysmorphic biasanya sangat sulit untuk fokus, terutama fokus dengan diri sendiri. Untuk itu, Anda harus berlatih untuk tidak memedulikan penampilan orang lain. Fokuslah pada diri sendiri atau pada satu benda di hadapan Anda. Ini akan membantu meningkatkan daya fokus Anda.
- Habiskan waktu untuk sendirian. Sebagai pasien BDD, seseorang harus bisa berlatih untuk menghabiskan waktu sendirian tanpa melihat adanya orang lain. Dengan cara ini, mereka akan jauh dari pikiran untuk menilai penampilan orang lain atau merasa cemas dirinya tidak sebaik orang lain.
- Membatasi kegiatan di dunia maya. Seperti yang kita ketahui, media sosial menjadi candu bagi banyak remaja. Ini juga salah satu penyebab penderita BDD kurang puas dengan bentuk tubuh sendiri. Untuk itu, Anda harus membatasi waktu, atau jika perlu, tidak melakukan kegiatan di dunia maya selama masa penyembuhan BDD.
Jika Anda adalah pasien BDD akut dan sudah merasa cemas berlebih ketika melihat orang lain, sebaiknya Anda mendatangi psikiater. Biasanya, psikiater akan menyarankan pasien BDD kronis untuk melakukan behavioral therapy dan memberikan obat untuk antiansietas.
[1] Gracia, Fionna. 2019. Pengaruh Harga Diri terhadap Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder pada Remaja. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 8(1): 32-38.
Leave a comment