Cara Menanam Daun Insulin dan Manfaatnya untuk Penderita Diabetes

Daun kipahit/daun insulin (sumber: klikdokter.com) Daun kipahit/daun insulin (sumber: klikdokter.com)

Menderita penyakit kencing manis alias diabetes memang terasa begitu menyiksa. Sang penderita harus mengontrol betul pola makannya agar kadar gula darahnya selalu stabil. Selain memanfaatkan cara-cara medis, kini banyak juga orang yang mulai melirik pengobatan alternatif dengan mengonsumsi daun insulin atau kipahit. Tanaman ini dikenal akan manfaatnya yang mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah dan membantu para penderita diabetes.

Anggapan tersebut didukung oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kasturba Medical College terhadap penderita diabetes di India. Daun insulin sendiri biasanya diolah atau dikonsumsi dengan cara dijadikan teh dengan diseduh air panas atau semacamnya. Akan tetapi, tingkat efektivitasnya pada setiap orang bisa saja berbeda-beda.

Menurut Tjendapati (2017), kipahit atau sering disebut sebagai paitan dan dikenal juga sebagai daun insulin adalah tanaman perdu yang berasal dari Meksiko. Tanaman ini tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di negara-negara Afrika terutama Kenya, Nigeria, dan Zambia, ki pahit telah dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian. Di negara-negara tersebut, kipahit sengaja ditanam, bahkan petani diwajibkan menanamnya untuk memenuhi kebutuhan pupuk.

Masih dari sumber yang sama, di Indonesia daun insulin belum begitu banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Tanaman perdu tersebut justru lebih banyak dimanfaatkan sebagai obat diabetes dan juga makanan ternak. Agar lebih jelas, simak ulasan manfaat dari daun insulin berikut ini.

Manfaat Daun Insulin

Ilustrasi: periksa diabetes (sumber: npr.org)

Ilustrasi: periksa diabetes (sumber: npr.org)

  • Sebagai antioksidan
  • Mencegah dan mengobati penyakit diabetes
  • Melancarkan pencernaan
  • Menurunkan tekanan darah
  • Mengontrol kolesterol
  • Berfungsi sebagai obat diuretik untuk membuang kelebihan garam dan air dalam tubuh
  • Sebagai analgesik
  • Menurunkan berat badan
  • Anti bakteria
  • Membantu menyembuhkan penyakit liver
  • Mengobati penyakit tenggorokan
  • Mencegah kanker
  • Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit

Dalam daun insulin disebut-sebut mengandung beberapa zat seperti nitrogen, fosfat, kalium, kalsium, magnesium, dan natrium. Di samping itu, daun insulin pun kabarnya mengandung bakteri yang berguna seperti nitrobacter untuk proses nitrifikasi, azotobacter untuk mengambil zat asam, serta protobacter yang berguna untuk memecah protein.

Cara Menanam Daun Insulin

Ilustrasi: bercocok tanam

Ilustrasi: bercocok tanam

  1. Siapkan bibit daun insulin yang berasal dari anakan tanaman tua (tanaman tua rata-rata memiliki 7-8 anakan). Lalu pisahkan dengan cara dicabut dari indukan, namun jangan sampai mengganggu perakaran.
  2. Tanam anakan kipahit di bedengan tanah untuk pembibitan dengan jarak tanam sekitar 10 x 10 cm. Bibit dinyatakan siap tanam saat sudah memasuki usia 14 hari atau ketika mencapai tinggi maksimal 5 cm.
  3. Buat bedengan dengan ukuran 1 x 3 meter. Tiap bedengan dapat ditanami 12 tanaman dengan jarak 50 x 50 cm dengan jarak antar bedengan 1 meter. Lalu beri pupuk kandang agar tanah bisa gembur. Tutup bedengan menggunakan mulsa plastik.
  4. Buatlah lubang diameter 10 cm di permukaan mulsa. Jarak antar lubang yang disarankan adalah 50 x 50 cm.
  5. Pindahkan bibit kipahit dari dalam polybag ke lubang tanam. Anda disarankan menanam daun insulin saat awal musim hujan, biasanya di bulan September.
  6. 15 hari usai ditanam, beri pupuk lanjutan berupa pupuk KCl.
  7. Siram tanaman daun insulin secara rutin. Penyiangan dilakukan sekali saat umur 1 bulan usai pindah tanam.
  8. Daun insulin atau daun yakon ini baru bisa dipanen ketika memasuki usia 2,5 bulan usai tanam. Tanaman tersebut bisa dipanen sampai umum 7-8 bulan atau sekitar 6 kali panen dalam 1 siklus budidaya.

Dilansir dari Wikipedia, paitan bisa diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan akar dan stek batang atau tunas, bisa juga secara generatif. Perbanyakan kipahit dengan stek lebih mudah dibandingkan dengan biji. Stek ditanam pada tanah lembap dan terlindung dari matahari. Panjang stek 20-40 cm, dengan penanaman pada posisi tegak miring dan dimasukkan dalam tanah dengan kedalaman 10 cm dan jarak antar stek 10 cm. Anda bisa menanam tumbuhan ini di halaman atau pekarangan rumah yang tidak membutuhkan lahan terlalu luas.

Referensi:

Baca juga:  Manfaat dan Cara Penggunaan Hair Tonic Sebagai Penumbuh Rambut

Tjendapati, Charlie. 2017. Bertanam Sayuran Hidroponik Organik dengan Nutrisi Alami. Prasetyo U, editor. Jakarta (ID): AgroMedia Pustaka.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*