Sering Buang Air Kecil Setelah Minum Kopi? Ini Alasannya

Minum kopi (unsplash: Sasha Nadelyaeva) Minum kopi (unsplash: Sasha Nadelyaeva)

Kopi menjadi salah satu minuman wajib di pagi hari bagi sebagian orang Indonesia. Aromanya yang khas dan rasanya yang nikmat menjadi salah satu alasan kenapa banyak orang yang suka ngopi. Meskipun sudah terbiasa minum kopi, beberapa orang masih mengalami gejala efek samping seperti sering buang air kecil setelah minum kopi.

Kopi Mudah Dicerna Tubuh

Sebagai minuman yang cukup populer di dalam negeri, kopi mengandung senyawa kafein dengan penyusun utama berupa protein yang disebut putin xantin.[1] Dilansir dari HuffPost, cairan seperti kopi lebih cepat dicerna daripada makanan padat, sehingga tubuh Anda akan segera menyerap kopi yang baru saja masuk ke dalam perut yang kosong. Cairan kopi akan langsung bergerak menuju usus, ginjal, dan kandung kemih. Berbeda dengan cairan lain seperti air putih, kandungan kafein pada kopi memengaruhi proses penyerapannya.

Masih dari sumber yang sama, menurut seorang profesor fisiologi dari University of Minnesota bernama Lisa Anderson, usus kecil memiliki daya osmosis untuk menyerap cairan menggunakan energi untuk menarik natrium dan elektrolit pada kopi. Kandungan kafein bersama dengan polifenol dan molekul kopi lainnya bisa larut dalam lemak, sehingga mudah melewati saluran pencernaan.

Minuman kopi (unsplash: Brigitte Tohm)

Minuman kopi (unsplash: Brigitte Tohm)

Setelah cairan berhasil melewati saluran pencernaan dengan mudah dan mencapai kandung kemih, terdapat sensor secara alami yang menyatakan bahwa kandung kemih Anda penuh atau mulai terisi. Hal ini memicu sinyal ke pusat miksi di batang otak Anda yang berfungsi sebagai penerima sinyal lapar, haus, muntah, dan berbagai hal yang berhubungan dengan organ tubuh, terutama sistem pencernaan dan kandung kemih.

Baca juga:  Kabar Gembira, Menikah Turunkan Risiko Demensia pada Wanita

Berkat adanya kafein di dalam kopi, sinyal dengan pesan berisi kandung kemih sudah penuh akan dikirim secara cepat dan menjadi stimulan pada otot detrusor, otot polos, dan dinding kandung kemih untuk menyimpan urine lebih banyak. Hal inilah yang menyebabkan Anda merasa ingin buang air kecil setelah minum secangkir kopi.

Uniknya, setiap orang memiliki reaksi yang berbeda mengenai frekuensi ingin buang air kecil setelah minum kopi. Ini diakibatkan setiap orang memiliki sifat aktif yang berbeda pada kandung kemihnya. Bagi orang yang memiliki kandung kemih terlalu aktif, biasanya akan lebih sering ke kamar kecil dibandingkan orang yang memiliki kandung kemih normal. Meskipun begitu, baik orang dengan kandung kemih normal atau terlalu aktif, bisa mengalami efek samping sering ingin buang air kecil setelah minum kopi.

Baca juga:  Perimenopause: Fase Transisi ‘Menyakitkan’ Menjelang Menopause

Kandungan kafein pada kopi mampu menambah dorongan rasa ingin buang air kecil dibandingkan minum air putih dalam jumlah yang sama. Menurut seorang ahli urologi dari University of Maryland School of Medicine, kafein adalah iritan kandung kemih dan ketika kandung kemih teriritasi, maka itu akan berkontraksi. Kontraksi itulah yang memberi Anda perasaan ingin buang air kecil.

Kopi Ternyata Bikin Dehidrasi

Minuman kopi (unsplash: Andres Vera)

Minuman kopi (unsplash: Andres Vera)

Sementara kopi bersifat diuretik, apakah Anda akan dehidrasi setelah meminumnya? Hal ini bisa Anda pastikan sendiri dengan cara membandingkan banyaknya air yang terbuang dengan yang masuk ke tubuh Anda. Secara alami, ketika ada banyak air yang keluar, tentunya ginjal akan lebih banyak menarik atau menyaring air di dalam tubuh Anda supaya bisa dipindahkan ke kandung kemih untuk dikeluarkan.

Dehidrasi tubuh tidak hanya diketahui dari mengukur jumlah air yang dikeluarkan tubuh, tetapi juga dengan cara memperhatikan warna urine. Konon, jika urine Anda berwarna kuning dan pekat, artinya Anda sedang mengalami dehidrasi dan tidak dianjurkan minum kopi lagi. Sementara, jika urine Anda berwarna bening, tubuh Anda terhidrasi dengan baik.

Baca juga:  Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Saat Hamil

Semakin banyak kopi yang Anda minum, maka semakin banyak air yang ditarik atau disaring ginjal untuk dikeluarkan. Ini karena sifat diuretik kafein berpengaruh pada tingkat konsumsi yang lebih tinggi. Bisa dikatakan, kopi mampu mengganggu keseimbangan jumlah cairan dalam tubuh. Sebaiknya Anda tidak minum lebih dari 400 mg kafein atau setara dengan empat cangkir kopi setiap hari.

Untuk mengatasi dehidrasi akibat kopi, Anda tidak hanya harus menghentikan kebiasaan minum kopi dalam jumlah banyak, tetapi harus minum air putih dalam jumlah banyak. Anda juga bisa minum kopi diselingi minum air putih, yang akan membuat tubuh Anda terhidrasi dengan baik, walaupun ada banyak cairan tubuh yang terbuang setelah minum kopi.

[1] Zarwinda, Irma & Dewi Sartika. 2018. Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi terhadap Kafein dalam Kopi. Lantanida Journal AKFARMA YHB Aceh, Vol. 6(2): 103-202.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


%d blogger menyukai ini: