Biaya Mahal, Perawatan Fertilitas Belum Tentu Berhasil

Ilustrasi: infertilitas (sumber: foxnews.com) Ilustrasi: infertilitas (sumber: foxnews.com)

Perawatan fertilisasi sering dipilih oleh pasangan yang masih belum dikaruniai anak. Beberapa pasangan bahkan tidak ragu mengeluarkan banyak biaya di klinik mahal dengan harapan lebih cepat memiliki momongan. Terlepas dari usaha yang dilakukan, tahukah Anda bahwa biaya perawatan fertilitas yang mahal belum tentu menjamin keberhasilan yang memuaskan?

Dilansir dari Women’s Health, banyak orang menganggarkan biaya khusus, yang terkadang berlebihan, untuk melakukan perawatan fertilitas. Tidak hanya tergiur oleh iklan perawatan fertilitas saja, sejumlah pasangan rela menghamburkan uang karena percaya bahwa perawatan yang mahal akan menjamin keberhasilan mereka dengan lebih baik. 

Bahkan, menurut penelitian, di Amerika Serikat sana, sekitar 10% wanita yang berjuang dalam perawatan infertilitas sudah menghabiskan biaya sekitar Rp347 jutaan pada setiap siklus perawatan yang mereka jalani. Ini tentunya berbanding terbalik dengan keberhasilan perawatan, dengan dari 10% wanita tersebut, hanya 2% yang akhirnya berhasil hamil.

Seharusnya, dengan biaya yang sangat mahal, tingkat keberhasilan pada perawatan infertilitas juga semakin meningkat. Mengingat semakin mahalnya biaya yang ditawarkan, maka semakin baik pula pelayanan dan perawatan yang diberikan. Namun, kenyataannya tidak demikian, dan ini tidak hanya membuat pasien khawatir, tetapi juga penyedia layanan kesehatan. 

Ilustrasi: konsultasi dokter (sumber: goodtoknow.co.uk)

Ilustrasi: konsultasi dokter (sumber: goodtoknow.co.uk)

Tingkat keberhasilan yang minim, meski dengan perawatan maksimal dan mahal, akhirnya membuat banyak orang untuk berpikir ulang mengenai perawatan fertilitas (IVF). Meski akhirnya tidak sedikit layanan menyediakan perawatan murah, tetapi jumlah pasien tidak lantas meningkat. Banyak pasien beranggapan bahwa perawatan yang mahal saja tidak berhasil, apalagi yang murah. Padahal, belum tentu jika perawatan infertilitas dengan biaya murah otomatis tidak berhasil. Banyak juga pasien yang melakukan perawatan infertilitas lebih murah, tetapi berhasil untuk hamil.

Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan sebuah penelitian lanjutan mengenai penyebab kegagalan dari perawatan fertilitas. Dalam percobaannya, American Society for Reproductive Medicine (ASRM) menawarkan panduan praktik dan pendapat tentang bagaimana klinik harus beroperasi, termasuk apakah add-on tertentu harus digunakan pada semua pasien. Dengan adanya penawaran tersebut, diharapkan studi ini dapat berhasil dan menjadi solusi bagi pasien maupun penyedia pelayanan kesehatan dalam hal perawatan fertilitas. 

Add-on yang paling umum dianjurkan dalam beberapa tahun terakhir adalah tes genetik praimplantasi untuk kelainan yang disebut aneuploidy atau PGT-A. Itu juga salah satu yang paling mahal (Rp41, 694 juta hingga Rp111, 184 jutaan). Beberapa praktik, khususnya di pasar kompetitif seperti New York, merekomendasikannya (dan kadang-kadang memaksakannya) untuk 100 persen pasien, demikian keterangan Norbert Gleicher, MD, pendiri Pusat Reproduksi Manusia di New York. 

Ilustrasi: tes genetik (sumber: pvhomed.com)

Ilustrasi: tes genetik (sumber: pvhomed.com)

Sayangnya, sejauh ini tidak ada bukti yang meningkatkan angka kelahiran hidup, dan itulah sebabnya asuransi tidak menanggungnya. Kelompok pengawas AS juga telah memberikan predikat buruk pada pemeriksaan tersebut, karena berisiko merusak embrio yang rapuh dengan mengeluarkan sel untuk menguji kelainan ini. Sementara itu, komite ASRM menganalisis studi yang tersedia dan menyimpulkan ada tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan rutin.

Di sinilah segalanya mulai menjadi rumit. Para pendukung PGT-A akan menunjukkan bahwa ada potensi sisi positif dari perawatan pada wanita yang mengalami keguguran (aneuploidy dianggap sebagai penyebab terbesar keguguran). Sementara PGT-A tidak meningkatkan angka kelahiran hidup di semua aspek, wanita di atas 38 tahun yang melakukan skrining PGT-A ditemukan memiliki peluang yang lebih baik untuk mencapai kelahiran hidup dan secara signifikan lebih kecil kemungkinannya mengalami keguguran.

Karena mereka menghindari perawatan dengan ditanamkan embrio yang secara genetik abnormal sejak awal, dan ini menjadi alasan yang cukup bagi sebagian wanita untuk memilihnya. “Ini adalah alat yang dapat kita gunakan untuk mengurangi penderitaan pasien dan juga memberi mereka ketenangan pikiran bahwa kehamilan yang diciptakan secara genetika itu normal,” ujar Catha Fischer, MD, seorang dokter di Reproductive Medicine Associates of New Jersey. 

Macam Perawatan Infertilitas dengan Biaya Mahal

Ilustrasi: proses pembuahan (sumber: altorahealth.com)

Ilustrasi: proses pembuahan (sumber: altorahealth.com)

Injeksi Sperma Intrasitoplasma (ICSI)

Untuk melakukan prosedur ICSI, harus menggunakan sperma pilihan dengan kualitas terbaik. Perawatan ini dilakukan pada IVF konvensional, dengan sel telur dimasukkan ke dalam cawan petri bersamaan dengan seikat sperma. Untuk melakukan perawatan seperti ini, para pasien akan dikenai biaya sekitar Rp13,89 juta hingga Rp34,75 jutaan. Biaya tersebut akan menjadi lebih mahal ketika Anda mendapatkan hasil kehamilan bayi kembar identik.

Sebelum melakukan perawatan tersebut, ada baiknya jika Anda mengetahui risikonya. Menurut para ahli, ICSI memiliki risiko lebih besar daripada perawatan kesuburan lainnya. Risiko yang sering didapatkan oleh pasien, yaitu sel telur bisa rusak ketika dibersihkan dan disuntikkan dengan sperma. ICSI juga dapat dikaitkan dengan gangguan genetik dan perkembangan, meski tidak jelas apakah ini terhubung dengan pengobatan itu sendiri atau infertilitas yang mendorong penggunaannya.

Imunologi Reproduksi

Metode ini menggunakan obat-obatan untuk menekan sistem kekebalan wanita. Ini berdasarkan pada teori bahwa sistem kekebalan seorang wanita menjadi tidak terkendali dan membuat kehamilannya menjadi rentan akan keguguran. Ada risiko yang perlu diperhatikan pada pasien yang ingin melakukan perawatan ini, kemungkinan menyebabkan infertilitas, kegagalan IVF, atau keguguran.

Dua perawatan di atas hanya sebagian kecil dari contoh jenis perawatan fertilitas dengan harga fantastis yang memiliki beberapa risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinnya. Untuk itu, Anda perlu mempertimbangkan jenis perawatan yang sesuai dan tentunya dengan mempertimbangkan tingkat keberhasilan dan biayanya.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*