Bolehkah Betadine Feminine Hygiene Digunakan untuk Ibu Hamil?
Organ kewanitaan sudah seharusnya dijaga kebersihannya agar meminimalisir adanya risiko infeksi, iritasi, atau bahkan penyakit kelamin yang berbahaya. Oleh sebab itu, saat ini bermunculan produk pembersih kewanitaan yang diklaim dapat membersihkan area vagina secara menyeluruh atau bahkan mengatasi masalah keputihan seperti produk besutanPT Mahakam Beta Farma, yakni Betadine Feminine Hygiene. Lantas, bolehkah produk Betadine Feminine Hygiene digunakan untuk ibu yang sedang hamil. Berikut penjelasan lengkap mengenai produk pembersih kewanitaan Betadine Feminine Hygiene.
Tentang Betadine Feminine Hygiene
Betadine Feminine Hygiene adalah sabun pembersih organ kewanitaan. Betadine Feminine Hygiene digunakan untuk membersihkan organ kewanitaan, selain itu Betadine Feminine Hygiene juga dapat mencegah dan membantu mengatasi keputihan yang biasanya menyebabkan bau dan gatal pada daerah sekitar organ kewanitaan. Dalam Betadine Feminine Hygiene mengandung zat Povidone Iodine dengan kadarsebesar 10%.Produk Betadine Feminine Hygienebisa ditemukan dengan mudah di minimarket seperti Indomaret dan Alfamart, pusat-pusat perbelanjaan, hingga di apotik macam Apotek K24 dengan harga sekitar Rp36 ribuan per botol isi 60 ml.
Cara Pakai Betadine Feminine Hygiene
- Untuk mengatasi keputihan: gunakan Betadine Feminine Hygiene sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari berturut-turut.
- Untuk mencegah keputihan: gunakan Betadine Feminine Hygiene 1 kali sehari selama 5 hari berturut-turut.
Cara penggunaan Betadine Feminine Hygiene cukup mudah. Larutkan 1 tutup botol Betadine Feminine Hygiene dengan sekitar 1 liter air dan basuhkan pada organ kewanitaan, diamkan selama 1 menit lalu bilas dengan air bersih.
Betadine Feminine Hygiene untuk Ibu Hamil
Menurut informasi yang tertera di label kemasan Betadine Feminine Hygiene, produk ini rupanya tidak dianjurkan penggunaannya pada wanita hamil dan menyusui kecuali atas petunjuk dokter. Selain itu, Betadine Feminine Hygiene juga tidak boleh diberikan pada penderita yang hipersensitif terhadap Iodine karena dapat menyebabkan iritasi lokal.
Pada awal kehamilan, sel-sel otot vagina akan membesar dan membran mukosa juga menebal. Hal ini mengakibatkan sekresi pada vagina. Agar Anda lebih nyaman, Anda dapat menggunakan kain tipis (misalnya ventiliner). Jangan memakai pembersih vagina selama kehamilan. Jika sekresi menyebabkan bau yang tidak sedap, maka sebaiknya Anda mengonsultasikannya ke dokter.[1]
Ibu yang sedang mengandung juga biasanya rentan mengalami keputihan. Untuk keputihan yang masih berkategori normal tidak diperlukan pengobatan khusus, meski ibu hamil harus membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Sedangkan jika keputihan sudah masuk kategori yang abnormal atau patogen, maka diperlukan penanganan medis secepatnya. Umumnya, dokter kandungan akan menangani keputihan sesuai dengan penyebab keputihan tersebut, dengan metode yang paling aman, baik untuk si ibu maupun untuk si janin.
Apabila ibu hamil mendapat tanda-tanda terjadinya keputihan, khususnya lagi keputihan yang bersifat abnormal, disarankan untuk secepatnya memeriksakan diri ke dokter agar segera mendapatkan penanganan.
Apabila Anda kebetulan mengalami masalah keputihan selama kehamilan, berikut ini tips yang bisa Anda perhatikan.
- Upayakan untuk selalu menjaga kebersihan daerah kemaluan, dengan selalu membersihkan dan mengeringkannya setiap kali selesai buang air kecil atau besar. Ingat pula untuk selalu membasuhnya dengan cara yang benar, yaitu dari arah depan ke belakang, dan bukan sebaliknya.
- Pilihlah celana dalam yang terbuat dari bahan katun yang mudah menyerap keringat. Apabila celana dalam lembap atau basah (mengingat ibu hamil sering buang air kecil), sebaiknya ganti dengan celana yang bersih dan kering.
- Hindari penggunaan sabun mandi atau pembersih vagina yang bersifat antiseptik. Akan lebih baik jika Anda membersihkan vagina dengan air yang mengalir (misal dari kran) yang bersih, tanpa perlu menggunakan cairan pembersih vagina.[2]
Bagaimana? Cukup jelas bukan? Jika Anda merasa khawatir dengan kondisi organ kewanitaan di masa kehamilan, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan agar memperoleh penanganan yang tepat.
[1]Winaris, IW. 2018. Sehat dan Bugar Selama Hamil dan Pasca Melahirkan (hlm 38). Novita, editor. Yogyakarta: Laksana.
[2] Tim Naviri. 2011. Buku Pintar Ibu Hamil (hlm 300-301). Jakarta: Elex Media Komputindo.
Leave a comment