Waspada, Banjir Bisa Memicu Gejala Gangguan Pernapasan

Ilustrasi: banjir melanda (sumber: forbes) Ilustrasi: banjir melanda (sumber: forbes)

Hujan deras dan kenaikan permukaan laut berkontribusi pada banjir yang bisa menyebabkan kerugian secara materi dan kesehatan. Selain bisa menyebabkan kematian akibat tenggelam dan cedera, banjir bisa memicu gejala gangguan pernapasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Bagaimana Banjir Memicu Gejala Gangguan Pernapasan?

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah beserta aneksanya mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru.[1] Tak hanya menyerang orang dewasa, ISPA bisa menyerang bayi dan anak-anak dengan gejala sesak, batuk, sakit tenggorokan, pilek, dan nyeri di bagian dada.

Banjir bisa menyebabkan ISPA serta gejala gangguan pernapasan lainnya karena bencana alam ini bisa membawa air yang terkontaminasi bakteri, mikroorganisme, bahan kimia beracun, logam berat, pestisida, biotoksin, limbah, dan patogen. Secara tidak sadar, ketika banjir, air akan masuk ke gedung-gedung dan rumah dan inilah cara banjir menyebabkan penyakit.

Beberapa kontaminan beracun, seperti logam berat dan zat kimia biasanya akan mengendap dan tetap berada di sedimen kering yang tertinggal. Komponen ini kemudian berubah menjadi debu mikroskopis di udara akibat tindakan sehari-hari seperti berjalan dan berlari. Apapun yang ada di sedimen banjir yang kering itu, termasuk bahan kimia beracun, logam, dan biotoksin menjadi polutan di udara yang Anda hirup dan masuk ke paru-paru, yang berpotensi memengaruhi kesehatan pernapasan Anda.

Baca juga:  Skin Resurfacing Laser, Perawatan Untuk Membuat Kulit Lebih Cerah dan Kencang Secara Instan

Bahaya umum lainnya adalah jamur yang bisa tumbuh dan menyebar pada bahan organik yang lembap atau membusuk. Jamur dalam ruangan umumnya tumbuh karena kelembapan yang menyebar. Bahan lembap di dalam bangunan setelah banjir menciptakan kondisi sempurna untuk pertumbuhan jamur yang cepat.

Jamur dapat ditemukan di dalam ruangan dan di luar ruangan di semua iklim. Ini menyebar dengan membuat spora kecil yang melayang di udara untuk mendarat di lokasi lain. Tidak ada ruang dalam ruangan yang sepenuhnya bebas dari spora jamur, tetapi paparan konsentrasi tinggi dikaitkan dengan komplikasi pernapasan seperti asma, rinitis alergi, dan sinusitis. Dengan demikian, banjir mempengaruhi kesehatan pernapasan dengan meningkatkan risiko paparan konsentrasi spora jamur yang lebih tinggi di luar ruangan dan di dalam ruangan.

Sebaiknya Anda waspada jika menemukan jamur di tembok rumah Anda, karena anak-anak sangat rentan terhadap masalah kesehatan yang dipicu jamur. Semua gejala pernapasan, termasuk asma, bronkitis, iritasi mata, dan batuk lebih sering terjadi di rumah yang berjamur dan lembap. Penelitian juga menunjukkan bahwa jamur berkontribusi terhadap perkembangan asma pada anak-anak.

Ilustrasi: banjir melanda (sumber: jakarta post)

Ilustrasi: banjir melanda (sumber: jakarta post)

Tips Melindungi Kesehatan Pernapasan dari Banjir

  • Perbaiki atap, bersihkan talang, dan tutup area sekitar pipa ventilasi untuk mencegah kebocoran selama hujan deras, supaya air hujan dan air banjir tidak masuk dengan mudah ke rumah Anda.
  • Membersihkan saluran pembuangan dan mengosongkan septic tank.
  • Bangun penghalang dan tutup retakan di dinding luar dan di sekitar jendela rumah, untuk mencegah masuknya hujan deras dan air banjir.
  • Pasang pompa untuk mengalirkan air dari ruang bawah tanah, dan katup aliran balik di saluran pembuangan untuk mencegah air masuk ke dalam rumah.
  • Setelah banjir atau badai hujan besar, semprot ruangan dengan penstabil suhu dan pembasmi jamur.
  • Batasi kontak dengan air banjir, yang mungkin memiliki bahaya listrik dan zat berbahaya, termasuk limbah mentah.
  • Minimalkan masa tinggal Anda di daerah banjir (terutama setelah badai) atau bangunan sampai kering dan aman.
  • Periksa bangunan untuk jejak intrusi air, kelembapan, dan pertumbuhan jamur segera setelah banjir.
  • Kuras air banjir dan buang sisa sedimen.
  • Buang bahan berpori dalam rumah yang terkena air banjir. Jika memungkinkan, keringkan di luar ruangan di bawah sinar matahari.
  • Tingkatkan laju ventilasi dengan membiarkan semua jendela dan pintu terbuka, atau gunakan kipas angin besar untuk mengeringkan bangunan yang terkena banjir secepat mungkin.
  • Gunakan dehumidifier di ruang lembap seperti ruang bawah tanah.
  • Kenakan masker wajah N95 yang pas, sarung tangan, dan sepatu boot karet untuk membersihkan ruangan yang terkena banjir.
  • Bersihkan dan disinfeksi apapun yang pernah terkena air banjir menggunakan sabun, deterjen, atau produk pembersih antibakteri.
  • Buang bahan berjamur dalam kantong plastik khusus yang tertutup.
Baca juga:  Tips Mengatasi Kabut Otak & Alergi Musiman

Sementara itu, jika Anda atau anak Anda sudah terinfeksi gejala gangguan pernapasan akibat banjir, segera buat janji dengan dokter spesialis paru-paru. Mereka akan membantu Anda mencari pengobatan dan terapi yang sesuai.

[1] Mulat, Trimaya Cahya & Suprapto. 2018. Studi Kasus Pada Pasien Dengan Masalah Kesehatan ISPA Di Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Sandi Karsa Makassar, Vol. 6(2): 1384-1387.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*