Jangan Asal Beri Makanan Baru! Ini Bahaya Madu untuk Bayi

Ilustrasi: memperkenalkan bayi pada madu (sumber: firstcry.com) Ilustrasi: memperkenalkan bayi pada madu (sumber: firstcry.com)

Madu merupakan bahan alami yang dihasilkan oleh lebah (genus Apis) dari nektar bunga dan memiliki rasa manis karena banyak mengandung zat gula. Rasa manis yang dimiliki madu rupanya disebabkan karena adanya unsur monosakarida fruktosa dan glukosa. Manfaat bahan satu ini memang sangat banyak, baik untuk kesehatan maupun kecantikan. Tak mengherankan jika kemudian madu kerap ditambahkan dalam makanan atau produk-produk kecantikan tertentu. Tetapi, bagaimana jika bayi yang mengonsumsi madu? Apakah madu aman untuk bayi? Berikut ulasan mengenai manfaat dan bahaya madu untuk buah hati Anda.

Bahaya Madu untuk Bayi

Meskipun madu menyimpan banyak manfaat untuk orang dewasa, ternyata tidak disarankan memberikan madu kepada bayi sebelum ia berusia satu tahun. Madu diduga mengandung sejenis bakteri yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius yang disebut infant botulism, yaitu keadaan keracunan makanan yang disebabkan eksotoksin Clostridium botulinum.

Dilansir Hellosehat, spora dari bakteri Clostridium botulinum yang ditelan oleh bayi dapat berkembang dan memperbanyak diri dalam ususnya serta memproduksi racun yang berbahaya dan berpotensi menyebabkan botulisme. Apabila bayi terkena botulisme, maka ia akan mengalami serangkaian gejala awal seperti konstipasi atau sembelit, terlihat lesu, nafsu makan berkurang, tidak banyak bergerak, tangisannya terdengar lemah, keluar air liur karena susah menelan, pernapasan terganggu, kesulitan mengisap ASI atau saat minum dari botol susu, rewel, kelopak mata terlihat sayu, hingga parahnya akan terkulai dan mengalami kelumpuhan lantaran otot dan sarafnya yang melemah. Reaksi ini biasanya muncul sekitar 8-36 jam usai bayi mengonsumsi madu.

Baca juga:  Jadi Masalah Tiap Wanita, Produk Saniter Menstruasi Diklaim Menguras Kantong

Oleh sebab itu, sebagai orang tua sebaiknya Anda menunda pemberian madu terhadap bayi di bawah 1 tahun. Spora bakteri yang ada dalam madu itu memang tak terlalu berbahaya untuk dewasa dan anak-anak di atas usia 1 tahun. Pasalnya, mikroorganisme normal yang ada dalam usus bisa mencegah tumbuhnya bakteri tersebut dan menghilangkan spora dari tubuh sebelum menimbulkan bahaya. Sementara itu, pada bayi di bawah 1 tahun yang saluran pencernaannya belum sempurna akan sangat rentan mengalami botulisme karena belum mampu mencegah tumbuhnya bakteri jahat dalam usus.

Ilustrasii: bayi mengonsumsi madu (sumber: momjunction.com)

Ilustrasii: bayi mengonsumsi madu (sumber: momjunction.com)

Bagaimana Jika Terlanjur Memberi Madu pada Bayi?

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, madu bisa saja mengandung spora Clostridium botulinum yang kemungkinan masuk dalam pencernaan dan tak mampu dimatikan oleh asam yang dihasilkan dalam lambung bayi. “Akan tetapi jika Anda sudah pernah memberikan kepada anak Anda dan tidak muncul gejala penyakit botulinum maka tidak perlu dikhawatirkan, Anda tidak perlu melakukan apa-apa. Madu yang dikonsumsi oleh anak Anda berarti kemungkinan tidak mengandung spora Clostridium Botulisme,” ujar dr. Dyah Novita Anggraini dari Klikdokter.

Baca juga:  Minum 2 hingga 3 Cangkir Kopi Tiap Hari Bagus untuk Kesehatan Jantung

Takaran Madu untuk Anak

  • Anak yang berusia 1-3 tahun bisa mengonsumsi madu dengan takaran maksimal 20 gram per hari. Di awal pengenalannya memang tidak boleh terlalu banyak memberi madu supaya sistem pencernaan anak tidak kaget. Hal ini juga dilakukan supaya tubuh anak mulai terbiasa untuk mengenali makanan baru.
  • Anak di atas umur 3 tahun dapat mengonsumsi madu sebanyak 2 sendok makan 2 kali sehari. Pemberian madu dengan takaran tersebut bisa membantu menjaga stamina dan daya tahan tubuh anak. Madu sebaiknya diberikan 2-3 jam sebelum makan besar supaya bisa diserap sempurna terlebih dahulu sebelum makanan utama.

“Madu dapat diberikan kepada anak jika usianya sudah lebih dari 1 tahun. Bunda dapat menambahkan sedikit madu pada makanan dan minuman Si Kecil, misalnya dengan mengoleskan madu pada roti atau mencampur madu dengan susu hangat. Berikan sajian tersebut pada Si Kecil sekali saja, lalu tunggu 4 hari sebelum diberikan lagi. Cermati apakah ia menyukainya atau tidak, dan apakah ada gejala yang muncul setelah ia mengonsumsinya,” kata dr. Kevin Adrian dari Alodokter.

Baca juga:  Fun Cooking untuk Anak Usia 2 Tahun Hingga 15 Tahun, Yuk Dicoba!

Meski anak usia mulai 1 tahun sudah cukup aman mendapat madu, bisa saja buah hati Anda memiliki alergi terhadap madu. Oleh sebab itu, bila Anda merasa kurang yakin sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin memberi jenis makanan baru pada buah hati.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*