Minum Aspirin Bermanfaat Mencegah Preeklampsia Ibu Hamil
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil, janin, dan neonatus.[1] Untuk mencegahnya, biasanya ibu hamil direkomendasikan untuk menjaga asupan hariannya. Namun, jika sebelumnya, wanita sudah pernah hamil dengan kondisi preeklampsia, akan sangat sulit dicegah di kehamilan berikutnya. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena Anda bisa minum aspirin yang diklaim bermanfaat mencegah preeklampsia.
Dikutip dari Harvard Health Publishing, preeklampsia pada ibu hamil ditandai dengan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine. Biasanya, itu terjadi selama trimester ketiga atau segera setelah bersalin. Untungnya, ada cara sederhana untuk membantu mencegahnya, yakni dengan mengonsumsi aspirin.
Jika Anda hamil, preeklamsia dapat menyebabkan kelainan ginjal dan hati, masalah pembekuan darah, sakit kepala, stroke, dan bahkan kematian. Preeklampsia juga membuat nutrisi dan oksigen sulit disalurkan ke janin yang sedang tumbuh, sehingga berisiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi. Namun, menurut US Preventive Services Task Force (USPSTF), aspirin dosis rendah setiap hari dapat membantu mencegah permasalahan akibat preeklampsia.
Sementara hampir semua ibu hamil bisa terkena preeklampsia, beberapa wanita memiliki risiko sangat tinggi. Berikut perempuan hamil yang paling mungkin terkena preeklampsia.
Siapa Paling Berisiko Preeklampsia?
- Ibu hamil kembar dua hingga lebih.
- Wanita hamil dengan diabetes.
- Ibu hamil berusia 35 tahun ke atas.
- Ibu hamil dengan obesitas.
- Wanita dengan tekanan darah tinggi sebelum kehamilan.
- Ibu hamil dengan penyakit ginjal.
- Ibu hamil dengan gangguan autoimun.
Preeklamsia juga dikenal lebih sering terjadi pada orang kulit hitam sebagai akibat dari rasisme struktural yang membatasi akses perawatan. Selain itu, calon ibu muda dengan stres kronis dengan gejala makan tidak teratur dan berada di lingkungan kurang sehat atau kurang sejahtera memiliki risiko preeklampsia tinggi.
Secara keseluruhan, preeklamsia mempengaruhi sekitar satu dari 25 kehamilan di Amerika Serikat. Ini menyumbang hampir satu dari setiap lima kelahiran prematur yang diinduksi secara medis. Mencegahnya akan menyelamatkan nyawa ibu dan anak. Lalu, apa yang direkomendasikan pihak medis dalam membantu mencegah preeklampsia?
Manfaat Aspirin untuk Mencegah Preeklampsia
Dalam pernyataan tahun 2021, USPSTF merekomendasikan agar dokter meresepkan aspirin dosis rendah, yakni 81 mg setiap hari untuk mereka yang berisiko tinggi mengalami preeklampsia. Terapi Aspirin harus dimulai pada akhir trimester pertama, yakni 12 minggu masa kehamilan dan dilanjutkan sampai kelahiran.
Usulan ini mendukung rekomendasi sebelumnya dari USPSTF pada tahun 2014. Dan yang terpenting, pernyataan tersebut mencerminkan temuan dari tinjauan sistematis penelitian baru-baru ini. Tinjauan tersebut melihat peran aspirin dalam mencegah preeklamsia, dan apakah aspirin dapat mengurangi komplikasi pada ibu hamil, janin, serta bayi baru lahir. Studi tersebut juga meneliti keamanan aspirin dosis rendah pada kehamilan.
Penelitian telah melakukan tiga puluh empat uji klinis acak membandingkan aspirin dosis rendah dan plasebo (pil gula) dimasukkan dalam analisis. Sebagian besar peserta dalam uji coba itu masih muda dan berkulit putih. Pemberian aspirin dosis rendah kepada mereka yang berisiko tinggi mengalami preeklamsia berhasil mengurangi risiko preeklamsia, kelahiran prematur (kelahiran sebelum 37 minggu kehamilan), pembatasan pertumbuhan (stunting), kematian janin, dan bayi baru lahir akibat preeklamsia.
Tinjauan tersebut mempertimbangkan apakah penggunaan aspirin menyebabkan lebih banyak masalah pendarahan. Ketika membandingkan kelompok aspirin dan kelompok plasebo, tidak ada perbedaan yang terjadi pada masalah pendarahan, seperti pendarahan ibu setelah melahirkan, pendarahan otak janin, dan pelepasan plasenta dari dinding rahim terlalu dini.
Secara keseluruhan, manfaat mengonsumsi aspirin dosis rendah lebih besar daripada risiko bagi beberapa orang hamil. Dokter Anda mungkin merekomendasikannya jika Anda pernah mengalami preeklamsia sebelumnya, sudah memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes, hamil kembar, dan memiliki penyakit ginjal atau autoimun.
Dilansir dari SehatQ, di Indonesia sendiri Aspirin dijual dalam berbagai merek, seperti Aptor Acetosal, Cardio Aspirin, Ascardia, dan Candesartan. Umumnya, Aspirin di Tanah Air biasa disebut dengan asetosal atau asam asetilsalisilat. Tidak sulit menemukan Aspirin, karena Anda bisa membelinya di apotek sesuai resep dokter. Bahkan ada beberapa e-commerce yang menjualnya.
[1] Arminda, Fakhira & Rodiani. 2020. Aspirin Dosis Rendah sebagai Usaha Preventif untuk Ibu yang Berisiko Tinggi Terkena Preeklampsia. JIMKI Universitas Lampung, Vol. 8(1): 44-51.
Leave a comment