Apa Itu Panic Attack & Bagaimana Cara Penyembuhannya?

Panic Attack - www.mynd.works Panic Attack - www.mynd.works

Seseorang bisa saja mengalami panik atau cemas saat menghadapi hal-hal yang tak terduga. Beberapa orang kadang menyepelekan gejala panik yang melanda, padahal panic attack pada taraf tertentu termasuk sebagai gangguan psikologis yang bisa cukup membahayakan.

Hal pertama yang perlu diketahui adalah serangan panik (panic attack) berbeda dengan serangan kecemasan (anxiety attack). Selama ini banyak orang yang kerap menggunakan istilah panic attack dan anxiety attack secara bergantian, padahal kedua istilah itu sebenarnya berbeda.

“Panic attacks terasa seperti serangan jantung. Anda bisa mengalami detak jantung yang sangat cepat, rasa sakit, dan Anda sering merasa seperti hendak mati. Gejala ini seringkali terjadi sekitar 30 detik sampai beberapa menit, dan kemudian Anda kelelahan sepanjang hari. Jika Anda merasa terbebani dan cemas selama 20 menit atau lebih, itu adalah anxiety attacks. Ada perbedaan yang nyata,” ujar Susanne Cooperman, neuropsikologis dan psikoanalisis di NYU Langone Huntington Medical Group di Huntington Station, New York, seperti dilansir Allure.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM 5), ditandai dengan 4 atau lebih dari serangkaian gejala seperti jantung berdebar kencang, keringat deras, gemetaran, menggigil, kehabisan atau kesulitan bernapas, merasa tercekik atau tersedak, nyeri atau merasa tidak nyaman di dada, mual atau perut bergejolak, kepala berkunang-kunang hingga pingsan, perasaan terpisah dari tubuh atau kenyataan, merasa seperti kehilangan kontrol atas tubuh, ketakutan akan mati, mati rasa (paresthesia), keringat dingin atau tubuh memerah dan menghangat.

Panic Attack - epilepsyu.com

Panic Attack – epilepsyu.com

Lantas hal-hal apa yang sebenarnya dapat menimbulkan serangan panik? Menurut Cooperman, mungkin akan cukup sulit bagi orang yang pertama kali mengalaminya untuk mengetahui kapan ia mulai mengalami kepanikan. Seseorang mungkin akan merasa baik-baik saja sampai saat panic attack menyerang, dan kemudian tak mengerti apa yang sedang terjadi. Kemudian, karena panic attack bisa sangat menyeramkan, seseorang mungkin bisa sangat ketakutan jika menghadapinya sendirian dapat menyebabkan panic attack terjadi lagi.

Jika seseorang mulai mengalami panic attack, Cooperman menganjurkannya untuk berkonsultasi dengan terapis untuk mengidentifikasi pemicu dari gejala kepanikan yang dialami. Bisa juga dilakukan dengan mencatat kapan saja serangan panik terjadi untuk melihat adakah pola yang muncul dari serangkaian panic attack yang telah berlangsung. Menurut Mayo Clinic, alasan terjadinya panic attack memang tak selalu dapat diketahui, namun masih ada kemungkinan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya.

Selain berkonsultasi dengan terapis, penggunaan obat-obatan juga dinilai dapat membantu panic attack dan panic disorder pada saat terjadi, maupun untuk mencegahnya. Cooperman mengatakan, Benzodiazepin, termasuk Xanax dan Ativan seringkali bisa bekerja dengan baik ketika panic attack terjadi. Ada pula obat lain yang diresepkan seperti SSRI, SNRI, dan beta blocker untuk pencegahan.

Latihan yang menenangkan setiap hari juga diperlukan untuk pasien yang menghadapi serangan panik. “Saya menyuruh pasien saya memulai latihan sehari-hari yang mereka sukai, seperti olahraga, pengobatan, meditasi, doa, atau pernapasan diafragma. Apapun yang melatih tubuh untuk rileks akan membantu mereka menyiapkan diri untuk menghadapi panic attacks,” ungkap Cooperman.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*